HIDROMETRI
(Laporan Hidrologi)
Oleh
Iwan Novianto
JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
LAMPUNG
2015
I.
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Aliran
permukaan merupakan
dari hujan yang yang tidak meresap
ke dalam tanah dan tidak terakumulasi di permukaan tanah., etapi
bergerak ke tempat yang lebih rendah dan mengumpul dalam parit atau saluran yang mana alirannya menuju
saluran-saluran sungai, danau, atau laut. Aliran
tersebut dapat mengalir pada
permukaan tanah (overland flow) maupun melalui bawah permukaan tanah (inter
flow). Aliran permukaan terjadi pada saat intensitas hujan melebihi
kapasitas infiltrasi tanah. Schwab et al, (1981) menjelaskan bahwa
aliran permukaan tidak akan terjadi sebelum proses hidrologis lainnya terpenuhi.
Adanya aliran permukaan tersebut dapat menyebabkan
terjadinya erosi yang dipengaruhi karena debit aliran yang tinggi yang kemudian
menyebabkan terjadinya sedimentasi. Sedimen
merupakan hasil proses erosi, baik berupa erosi permukaan, erosi parit atau
jenis erosi tanah lainnya. Karena adanya transpor sedimen dari tempat yang
lebih tinggi (hulu) ke daerah hilir dapat menyebabkan pendangkalan waduk,
sungai, saluran irigasi dan terbentuknya tanah baru di pinggir-pinggir dan di
delta-delta sungai. Dengan demikian proses sedimentasi dapat memberikan dampak
yang menguntungkan dan merugikan.
Sedimentasi terjadi dari tempat tinggi ke tempat yang
rendah. dalan suatu aliran
sungai sedimentasi dipengaruhi oleh debit aliran sungai
serta tinggi muka air. Yang mana semakin tinggi muka air maka debit yang
terjadi juga semakin besar, maka tinggi pula sedimentasi yang terjadi pada
daerah aliran sungai tersebut. Salah satunya yaitu Sungai Solo Hulu merupakan
salah satu daerah aliran Sungai Bengawan Solo (sungai terpanjang di Jawa Tengah
dengan luas DAS ±16.100 km2 dan panjang total alur sungai ±600 km). Sungai solo hulu merupakan bagia DAS waduk
Gajah Mungkur yang berfungsi sebagai pengendali di musim hujan. Yang mana waduk
tersebut memiliki toleransi sedimentasi 1,2 juta m3/tahun dengan
prakira usia 100 tahun. Untuk mengetahui debit dan sedimentasi Sungai Solo Hulu
dapat dilakukan analisis dengan menggunakan kurva aliran dan sedimen dari
beberapa data yang diperoleh.
1.2 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari dilakukannya praktikum kali ini adalah
sebagai berikut :
1. Membuat kurva aliran dan sedimen.
2. Menganalisis debit aliran dan debit sedimen Solo Hulu.
3. Menghitung sedimentasi sungai Solo Hulu selama 3 bulan.
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
Hujan
merupakan bagian dari faktor iklim yang berperan dalam mengendalikan aliran
permukaan dan erosi. Beberapa karakteristik hujan yang berpengaruh terhadap
besarnya aliran permukaan adalah tipe hujan, intensitas hujan, lama hujan,
distibusi hujan, dan arah hujan (Haridjaja dkk, 1990). Pengaruh intensitas
hujan mempunyai hubungan yang berbanding lurus terhadap jumlah dan laju aliran
permukaan. Pada umumnya terjadi kecenderungan peningkatan jumlah aliran
permukaan dengan meningkatnya intensitas hujan, tetapi hal ini juga tergantung
dengan kapasitas infiltrasi tanah. Jika intensitas hujan melebihi kapasitas
infiltrasi tanah, maka akan terjadi peningkatan jumlah aliran permukaan sejalan
dengan peningkatan intensitas hujannya. Faktor lama hujan juga berpengaruh
terhadap besarnya jumlah aliran permukaan
(Sukartaatmadja,
1998). Semakin lama hujan turun, maka semakin besar aliran permukaan yang terjadi,
walaupun hal ini tergantung pada intensitas hujan dan besarnya jumlah hujan
(Anonim.2013).
Aliran
permukaan merupakan bagian dari rangkaian siklus hidrologi. Padadasarnya
terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi jumlah dan laju alian permukaan, yaitu
faktor iklim dan faktor fisiografi atau kondisi daerah aliran sungai (DAS). Secara
terperinci Chow (1964) membagi faktor-faktor yang mempengaruhi aliran permukaan
ke dalam dua faktor utama, yaitu (1) faktor iklim, yang meliputi presipitasi
(intensitas, distribusi dan lama hujan), intersepsi (jenis, umur tanaman), evaporasi
dan transpirasi, dan (2) faktor fisiografi, yang berhubungan dengan
karakteristik
DAS yang meliputi bentuk dan ukuran daerah aliran, kemiringan lereng, jenis
tanah, dan sistem penggunaan lahan (Anonim.2013).
Kecepatan
aliran permukaan akan menjadi lebih besar terutama pada wilayah dengan
kemiringan dan panjang lereng yang semakin besar dan tidak terputus. Sedangkan
pengaruh dari faktor vegetasi terhadap aliran permukaan dapat dilihat dari
kemampuannya dalam menghambat aliran permukaan dan mengurangi daya rusak air
atau pukulan butir hujan yang langsung mengenai
tanah.
Keberadaan dari vegetasi yang tumbuh juga berpengaruh terhadap kapasitas
infiltrasi tanah, sehingga dapat menurunkan jumlah aliran permukaan. Dalam
hubungannya dengan aliran permukaan tanah merupakan factor yang menentukan
besarnya kapasitas infiltrasi. Tanah pasir merupakan tanah yang mempunyai
tekstur kasar dan mempunyai pori makro yang lebih besar
dibandingkan
tanah liat, sehingga mempunyai kemampuan infiltrasi tanah yang besar. Hal
inilah yang menyebabkan mengapa tanah bertekstur pasir mempunyai kemampuan
dalam menurunkan jumlah aliran permukaan. Selanjutnya Arsyad (2000) menyatakan
bahwa sifat aliran permukaan
yang
menentukan kemampuan dalam menimbulkan aliran permukaan adalah jumlah, laju,
kecepatan dan gejolak aliran permukaan. Jumlah aliran permukaan merupakan
jumlah air yang mengalir di permukaan untuk suatu periode hujan yang dapat
dinyatakan dalam satuan tinggi air (mm) atau satuan volume air (m3). Sedangkan
laju aliran permukaan merupakan volume air yang mengalir pada suatu titik yang
dapat dinyatakan dalam satuan m3 detik -1 atau m3 jam -1 (Arsyad.2000).
Pada
dasarnya sedimen yang masuk ke dalam waduk dapat dihitung dengan cara sebagai
berikut:
a.
Sedimen yang masuk ke dalam waduk dihitung berdasarkan sedimen layang yang
masuk melalui alur-alur sungai dengan menggunakan data debit berupa kurva massa
debit (lengkung waktu aliran) bersama-sama dengan lengkung laju debit-sedimen
layang.
b. Sedimen yang masuk ke dalam waduk
dihitung berdasarkan selisih kapasitas waduk antara dua periode pengukuran yang
menggunakan metode echo sounding.
Dengan
membandingkan antara dua cara diatas maka akan didapat tingkat akurasinya, dimana
cara b dianggap lebih akurat (Anonim.2013).
Pengambilan
sampel sedimen dilakukan bersama-sama dengan pengambilan data debit aliran,
sehingga dapat dibuat hubungan antara keduanya (suspended sediment-discharge
rating curve). Dalam pembuatan lengkung laju debit-sedimen (sediment
discharge rating curve), yang perlu diperhatikan adalah sedapat mungkin
diperoleh data debit dan muatan sedimen yang mewakili keadaan dengan aliran
besar, aliran normal dan aliran kecil. Untuk daerah tropis umumnya pengambilan
data dilakukan pada musim kemarau dan musim hujan (Asdak, 1995).Lengkung laju
debit sedimen biasanya dinyatakan dalam dua bentuk yaitu dalam korelasi antara
konsentrasi sedimen dan debit aliran atau debit sedimen layang dengan debit
aliran, pada kedua bentuk tersebut debit aliran selalu terletak pada sumbu X.
Ploting data lapangan menggambarkan rangkaian data konsentrasi –debit aliran
sesaat tetapi kurva juga diplot untuk menunjukkan rata-rata debit sedimen layang
sebagai fungsi dari rata-rata debit aliran harian, bulanan dan periode waktu
lainnya. Hubungan antara konsentrasi sedimen atau debit sedimen layang dengan
debit aliran sesaat yang dikarakteristikkan dengan hubungan tunggal log-log,
apabila terdapat hubungan yang tidak baik maka dapat dibuat kurva-kurva
terpisah menurut ukuran partikel, menurut musim dan menurut tahapan datangnya
banjir dan turunnya banjir. Untuk mendapat hasil yang baik maka menurut Fan dan
Morris (1995) data yang ada harus :
•
meliputi seluruh rangkaian data debit dari rendah sampai tinggi
•
meliputi tahapan datangnya banjir atau turunnya banjir
•
kondisi hidrologinya tidak menyimpang
•
Untuk debit yang tinggi, sampel lebih dari satu kejadian
(Anonim.2013).
Sedimen
merupakan hasil proses erosi, baik berupa erosi permukaan, erosi parit atau
jenis erosi tanah lainnya. Karena adanya transpor sedimen dari tempat yang
lebih tinggi (hulu) ke daerah hilir dapat menyebabkan pendangkalan waduk,
sungai, saluran irigasi dan terbentuknya tanah baru di pinggir-pinggir dan di
delta-delta sungai. Dengan demikian proses sedimentasi dapat memberikan dampak
yang menguntungkan dan merugikan. Menguntungkan karena pada tingkat tertentu
adanya aliran sedimen ke daerah hilir dapat menambah kesuburan tanah serta
terbentuknya tanah garapan baru di daerah hilir, dan pada saat yang bersamaan
aliran sedimen juga dapat menurunkan kualitas perairan dan pendangkalan badan
perairan. Hasil sedimen biasanya diperoleh dari pengukuran sedimen layang dalam
sungai (suspended sediment) atau dengan pengukuran langsung di dalam
waduk (Anonim.2013).
III.
METODELOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat dan bahan
Adapun alat yang digunakandalam praktikum ini yaitu
seperangkan alat tulis, kakulator, mal, dan laptop. Sedangkan bahan yang
digunakan yaitu berupa data tinggi muka air, debit dan sedimen Sungai Solo Hulu,
berat isi sedimen (¡ = 0,82 ton/m3), dan luas Sungai Solo Hulu yaitu 15.710 ha
(157.100.000 m2).
3.2 Cara kerja
Adapun cara kerja yang dilakukan pada praktikum ini yaitu
1.
Alat dan bahan
dipersiapkan terlebih dahulu.
2.
Data-data
dimasukkan ke dalam Ms.Excel.
3.
Kurva aliran dengan
cara mal, kuadratis, dan logaritmik.
4.
Kurva sedimen
dibuat dengan metode logaritmik dan semilog.
5.
Total sedimen
dihitung berdasarkan data sedimentasi yang tersedia.
6.
Hasil perhitungan
dicatat.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1
Kurva aliran dan
debit
a. Kurva aliran dan debit menggunakan mal
b. Kurva aliran dan debit secara logaritmik
c. Kurva aliran secara regresi
4.1.2
Kurva sedimentasi
a. Kurva sedimentasi secara logaritmik
b. Kurva Semilog Sedimentasi
4.1.3
Hasil perhitungan
a.
Total sedimen
selama tiga bulan 136994 ton/3bulan
b.
Sedimentasi yang
terjadi selam tiga bulan pada Sungai Solo Hulu 0,000715055m sama dengan 0,715054824 mm/3bl.
4.1.4
Analisis aliran debit
dan sedimen berdasarkan grafik logaritmik
a.
Analisis aliran dan
debit air
|
Desember 1981
|
Januari 1982
|
Februari 1982
|
no
|
TMA
|
Q
|
TMA
|
Q
|
TMA
|
Q
|
1
|
0,25
|
6,35
|
0,9
|
-
|
0,1
|
2
|
2
|
0,15
|
2,9
|
0,48
|
36
|
0,14
|
2,7
|
3
|
0,27
|
7
|
0,07
|
1,5
|
0,17
|
3,25
|
4
|
0,2
|
4,25
|
0
|
0
|
0,33
|
12,5
|
5
|
0,02
|
1,1
|
0
|
0
|
0,37
|
16,5
|
6
|
0
|
0
|
1,06
|
-
|
0,65
|
-
|
7
|
0,23
|
5,25
|
0,33
|
12,5
|
0,48
|
36
|
8
|
0,3
|
9,5
|
0,05
|
1,3
|
0,15
|
2,9
|
9
|
0,09
|
1,75
|
0
|
0
|
0,22
|
4,8
|
10
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0,23
|
5,2
|
11
|
0,09
|
1,75
|
0,14
|
2,7
|
0,05
|
1,3
|
12
|
0
|
0
|
0,18
|
3,35
|
0,08
|
1,6
|
13
|
0
|
0
|
0,1
|
2
|
0,58
|
-
|
14
|
0
|
0
|
0,47
|
35
|
0,27
|
7
|
15
|
0,64
|
-
|
0,35
|
14,2
|
0,13
|
2,5
|
16
|
0,58
|
-
|
0,45
|
32
|
0,43
|
26
|
17
|
0,15
|
2,9
|
0,39
|
19
|
0,05
|
1,3
|
18
|
0,03
|
1,15
|
0,48
|
36
|
0
|
0
|
19
|
0
|
0
|
0,48
|
36
|
0,08
|
1,6
|
20
|
0
|
0
|
0,42
|
23
|
0,11
|
2,15
|
21
|
0
|
0
|
0,1
|
2
|
0
|
0
|
22
|
0,27
|
7,25
|
0,67
|
32
|
0
|
0
|
23
|
0,08
|
1,6
|
0,26
|
7
|
0
|
0
|
24
|
0
|
0
|
0,14
|
2,7
|
0,04
|
1,2
|
25
|
0,33
|
12,5
|
0,27
|
7
|
0,4
|
21
|
26
|
0,17
|
3,25
|
0,24
|
6
|
0,2
|
4,25
|
27
|
0
|
0
|
0,45
|
32
|
0,02
|
1,1
|
28
|
0,4
|
21
|
0,55
|
-
|
0
|
0
|
29
|
0,32
|
12
|
0,48
|
36
|
-
|
-
|
30
|
0
|
0
|
0,35
|
14,2
|
-
|
-
|
31
|
0,02
|
1,1
|
0,09
|
1,75
|
-
|
-
|
b.
Analisi sedimen
|
Desember 1981
|
|
Januari 1982
|
|
Februari 1982
|
|
No
|
Qw
|
Qs
|
Qw
|
Qs
|
Qw
|
Qs
|
1
|
7,5
|
135
|
46
|
14.500
|
2,8
|
82
|
2
|
4,3
|
90
|
16,84
|
425
|
4
|
88
|
3
|
8,18
|
153
|
2,32
|
79
|
4,9
|
107
|
4
|
5,8
|
120
|
1,2
|
72
|
10,34
|
188
|
5
|
1,52
|
77
|
1,2
|
72
|
11,86
|
235
|
6
|
1,2
|
72
|
60,7
|
|
26,7
|
1498
|
7
|
6,82
|
130
|
10,34
|
188
|
16,84
|
438
|
8
|
9,2
|
170
|
2
|
74
|
4,3
|
90
|
9
|
2,64
|
81
|
1,2
|
72
|
6,48
|
128
|
10
|
1,2
|
72
|
1,2
|
72
|
6,82
|
130
|
11
|
2,64
|
81
|
4
|
88
|
2
|
74
|
12
|
1,2
|
72
|
5,2
|
110
|
2,48
|
79
|
13
|
1,2
|
72
|
2,8
|
82
|
22,28
|
885
|
14
|
1,2
|
72
|
16,36
|
395
|
8,18
|
153
|
15
|
26,04
|
1300
|
11,1
|
316
|
3,7
|
87,5
|
16
|
22,28
|
885
|
15,4
|
357
|
14,44
|
320
|
17
|
4,3
|
90
|
12,62
|
260
|
2
|
74
|
18
|
1,68
|
75
|
16,84
|
425
|
1,2
|
72
|
19
|
1,2
|
70
|
16,84
|
425
|
2,48
|
79
|
20
|
1,2
|
72
|
13,96
|
307
|
3,1
|
86
|
21
|
1,2
|
72
|
2,8
|
82
|
1,2
|
72
|
22
|
8,18
|
153
|
28,02
|
1652
|
1,2
|
72
|
23
|
2,48
|
79
|
7,84
|
142
|
1,2
|
72
|
24
|
1,2
|
72
|
4
|
88
|
1,84
|
76
|
25
|
10,34
|
188
|
8,18
|
153
|
13
|
270
|
26
|
4,9
|
108
|
7,16
|
137,5
|
5,8
|
120
|
27
|
1,2
|
72
|
15,4
|
350
|
1,52
|
77
|
28
|
13
|
270
|
20,6
|
680
|
1,2
|
72
|
29
|
9,96
|
185
|
16,84
|
438
|
-
|
|
30
|
1,2
|
72
|
11,1
|
216
|
-
|
|
31
|
1,52
|
77
|
2,64
|
81
|
-
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4.2 Pembahasan
Tinggi
muka air merupakan kedalaman air suatu sungai atau danau yang diukur dari batas
tertentu. Tinggi muka air (TMA) biasa digunakan dalam penerapan irigasi. Dalam
praktikum ini, tinggi muka air
merupakan salah satu factor penting yang digunakan sebagai acuan analisis
debit. Debit merupakan banyaknya air (aliran dalam m3) per satuan
waktu (detik).
Pada
praktikum ini, digunakan beberapa data tinggi muka air dan debit yang diolah
menjadi sebuah kurva aliran. Berikut adalah data yang didapat dari bulan Desember
:
No.
|
Tanggal
|
Tinggi muka air (m)
|
Debit (m3/detik)
|
1.
|
19 – 12 – 1981
|
0,10
|
2,852
|
2.
|
22 – 12 – 1981
|
0,03
|
1,385
|
3.
|
24 – 12 – 1981
|
0,01
|
1,050
|
4.
|
25 – 12 – 1981
|
0,855
|
47,513
|
5.
|
26 – 12 – 1981
|
0,295
|
7,695
|
6.
|
28 – 12 – 1981
|
1,17
|
71,121
|
7.
|
2 – 12 –
1982
|
0,44
|
14,649
|
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode logaritmik. Metode ini
dilakukan dengan mengolah data dalam ms. excel. Dengan data diatas, dibuat
grafik logaritmik dengan debit air sebagai absis x dan tinggi muka air sebagai
absis y. grafik yang diperoleh adalah sebagai berikut :

Dengan
grafik diatas, dilakukan analisis debit air dengan data pada bulan Desember 1981
, Januari dan Februari tahun1982. Dengan data tinggi muka air tiga bulan
tersebut, didapatkan data debit air baru. Data hasil analisis menunjukkan nilai
yang cukup berbeda. Untuk nilai dibawah 0,15 diperoleh nilai rata – rata ½ dari
nilai yang ada pada data sebelumnya. Untuk nilai diatas 0,2 diperoleh nilai
yang mendekati nilai pada data sebelumnya. Ada beberapa data yang tidak
diperoleh nilai debitnya pada grafik ini. Yaitu nilai 0 dan nilai diatas 0,55
karena grafik logaritmik ini tidak menunjukkan nilai perpotongan absis pada
tinggi muka air tersebut. Dari grafik di
atas dapat diketahui pula semakin tinggi muka air semakin tinggi pula debit
aliran yang terjadi pada Sungai Solo Hulu.
Berdasarkan
analisis ini, dapat diketahui bahwa
kurva logaritmik menunjukkan nilai yang kurang akurat atau kurang sesuai dengan
data hasil pengamatan manual yang diberikan. Nilai absis x ( debit air ) yang
diperoleh dari hasil analisis terlampir.
Sedangkan sedimentasi merupakan salah satu akibat/hasil
dari erosi yang dibawa oleh aliran air yang diendapkan pada tempat yang lebih
rendah. Sedimen terjadi pada saluran air, sungai, waduk, maupun daerah genangan
banjir. Proses sedimentasi dapat memberikan dampak yang menguntungkan dan
merugikan. Dikatakan menguntungkan karena pada tingkat tertentu adanya aliran
sedimen ke daerah hilir dapat menambah kesuburan tanah serta terbentuknya tanah
garapan baru di daerah hilir. Tetapi, pada saat yang bersamaan aliran sedimen
dapat menurunkan kualitas perairan dan pendangkalan badan perairan. Sedimentasi
juga menjadi parameter pembangunan sebuah waduk untuk menentukan usia waduk
dapat aktif secara maksimal yang disesuaikan dengan debit sedimenntasi yang
terjadi.
Pada praktikum ini dilakukan analisis sedimen yang
terjadi pada Sungai Solo Hulu dari data saliran permukaan dan sedimentasi (dari
7 data) yaitu
No
|
Debit air
(Qw)
m/detik
|
Kadar Lumpur
(Ci)
mg/liter
|
Debit Sedimen
(Qsi)
Ton/hari
|
1
|
2,852
|
388
|
95,61
|
2
|
1,385
|
297
|
35,54
|
3
|
1,05
|
257
|
23,31
|
4
|
47,513
|
4142,3
|
17004,65
|
5
|
7,695
|
588,67
|
391,38
|
6
|
71,121
|
8320
|
51125,19
|
7
|
14,649
|
2520
|
3189,5
|
Dari data di atas dapat diketahui sedimentasi harian yang
terjadi sesuai dengan tinngi muka air dan debit air selama tiga bulan (seperti
data terlampir) yang dapat diketahui dengan menganalisisi grafik secara
logaritmik atau persamaan tertentu.
Selain menghitung nilai sadimen dan membuat kurva,
dilakukan pula analisis sedimen berdasarkan kurva logaritmik. Pada grafik
tersebut debit air pada absis Y dan debit sedimen pada absis X, dari hedua
absis tersebut maka debit sedimen harian dapat diketahui menyesuaikan dengan
berapa debit air/aliran yang terjadi. Dari analisis yang dilakukan, semakin
tinggi debit aliran air semakin tinggi sedimentasi yang terjadi. Namun, dari
hasil yang didapat diperoleh perbedaan antara analisi secara logaritmik dengan
data yang diberikan. Berarti hal ini menunjukan kekurang akuratan analisis
menggunakan grafik logaritmik dan diperlukan ketelitian dalam menganalisis.
Kemudian untuk mengetahui sedimentasi yang terjadi pada
sungai dapat diketahui dengan diketahuinya debit sedimentasi selama tiga bulan
(Desember 1981, Januari, dan Februari1982) dimana pada bulan tersebut merupakan
musim hujan sehingga aliran dan debit terjadi lebih tinggi pula pada sungai
terlebih dahulu. Dengan diketahuinya debit sedimen tersebut maka dapat
diketahui sedimentasi yang terjadi pada tiga bulan dengan persamaan:
Sedimentasi = 
Dengan adanya persamaan tersebut dan diketahui jumlah
sedimen, luas DAS dan berat isi sedimen (¡) maka nilai sedimentasi Sungai Solo Hulu dapat diketahui
yaitu 0,715054824 mm/3bl.
V.
KESIMPULAN
Dari praktikum analisis yang telah dilakukan terhada
Sungai Solo Hulu maka dapat diketahui bahwa:
1.
Semakin tinngi muka
air maka semakin tinggi debit yang terjadi dan semakin tinggi pula sedimentasi
yang dihasilkan.
2.
Sedimentasi yang
terjadi selama tiga bulan pada Desember 1981, Januari, dan Februari 1982 yaitu 0,715054824 mm/3bl.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.2013.http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/2041/Skripsi%20Lengkap%20Siti%20Ima%20Fatima.pdf?sequence=1.diakses
tanggal 07 November 2013 pukul 21.30 WIB
Arsyad,
S. 2000. Konservasi Tanah dan Air. UPT Produksi Media Informasi. Lembaga
Sumberdaya Informasi. Institut Pertanian Bogor, IPB Press, Bogor.
LAMPIRAN
1. Tabel Hasil Pengukuran Debit Aliran di Sungai Solo Hulu
Tinggi Muka Air (m)
|
Debit
(m3/detik)
|
0,1
|
2,852
|
0,03
|
1,385
|
0,01
|
1,05
|
0,855
|
47,513
|
0,295
|
7,695
|
0,17
|
71,121
|
0,44
|
14,649
|
2. Perhitungan Debit Sedimen
di Sungai Solo Hulu
No
|
Debit air
(Qw)
m/detik
|
Kadar Lumpur
(Ci)
mg/liter
|
Debit Sedimen
(Qsi)
Ton/hari
|
1
|
2,852
|
388
|
95,61
|
2
|
1,385
|
297
|
35,54
|
3
|
1,05
|
257
|
23,31
|
4
|
47,513
|
4142,3
|
17004,65
|
5
|
7,695
|
588,67
|
391,38
|
6
|
71,121
|
8320
|
51125,19
|
7
|
14,649
|
2520
|
3189,5
|
3. Data tinggi muka
air rata-rata dan debit harian di Sungai Solo Hulu
|
Desember 1981
|
Januari 1982
|
Februari 1982
|
No
|
TMA
(m)
|
Q
(m3/detik)
|
TMA
(m)
|
Q
(m3/detik)
|
TMA
(m)
|
Q
(m3/detik)
|
1
|
0,25
|
7,5
|
0,9
|
46
|
0,1
|
2,8
|
2
|
0,15
|
4,3
|
0,48
|
16,84
|
0,14
|
4
|
3
|
0,27
|
8,18
|
0,07
|
2,32
|
0,17
|
4,9
|
4
|
0,2
|
5,8
|
0
|
1,2
|
0,33
|
10,34
|
5
|
0,02
|
1,52
|
0
|
1,2
|
0,37
|
11,86
|
6
|
0
|
1,2
|
1,06
|
60,7
|
0,65
|
26,7
|
7
|
0,23
|
6,82
|
0,33
|
10,34
|
0,48
|
16,84
|
8
|
0,3
|
9,2
|
0,05
|
2
|
0,15
|
4,3
|
9
|
0,09
|
2,64
|
0
|
1,2
|
0,22
|
6,48
|
10
|
0
|
1,2
|
0
|
1,2
|
0,23
|
6,82
|
11
|
0,09
|
2,64
|
0,14
|
4
|
0,05
|
2
|
12
|
0
|
1,2
|
0,18
|
5,2
|
0,08
|
2,48
|
13
|
0
|
1,2
|
0,1
|
2,8
|
0,58
|
22,28
|
14
|
0
|
1,2
|
0,47
|
16,36
|
0,27
|
8,18
|
15
|
0,64
|
26,04
|
0,35
|
11,1
|
0,13
|
3,7
|
16
|
0,58
|
22,28
|
0,45
|
15,4
|
0,43
|
14,44
|
17
|
0,15
|
4,3
|
0,39
|
12,62
|
0,05
|
2
|
18
|
0,03
|
1,68
|
0,48
|
16,84
|
0
|
1,2
|
19
|
0
|
1,2
|
0,48
|
16,84
|
0,08
|
2,48
|
20
|
0
|
1,2
|
0,42
|
13,96
|
0,11
|
3,1
|
21
|
0
|
1,2
|
0,1
|
2,8
|
0
|
1,2
|
22
|
0,27
|
8,18
|
0,67
|
28,02
|
0
|
1,2
|
23
|
0,08
|
2,48
|
0,26
|
7,84
|
0
|
1,2
|
24
|
0
|
1,2
|
0,14
|
4
|
0,04
|
1,84
|
25
|
0,33
|
10,34
|
0,27
|
8,18
|
0,4
|
13
|
26
|
0,17
|
4,9
|
0,24
|
7,16
|
0,2
|
5,8
|
27
|
0
|
1,2
|
0,45
|
15,4
|
0,02
|
1,52
|
28
|
0,4
|
13
|
0,55
|
20,6
|
0
|
1,2
|
29
|
0,32
|
9,96
|
0,48
|
16,84
|
-
|
-
|
30
|
0
|
1,2
|
0,35
|
11,1
|
-
|
-
|
31
|
0,02
|
1,52
|
0,09
|
2,64
|
-
|
-
|
4. Data debit sedimen harian di Sungai Solo Hulu (diduga
dengan persamaan 29)
|
Desember 1981
|
|
Januari 1982
|
|
Februari 1982
|
|
No
|
Qw
(m3/detik)
|
Qs
(ton/hari)
|
Qw
(m3/detik)
|
Qs
(ton/hari)
|
Qw
(m3/detik)
|
Qs
(ton/hari)
|
1
|
7,5
|
671,95
|
46
|
18352,68
|
2,8
|
111,44
|
2
|
4,3
|
243,66
|
16,84
|
2936,94
|
4
|
213,56
|
3
|
8,18
|
787,17
|
2,32
|
79,09
|
4,9
|
309,2
|
4
|
5,8
|
420,51
|
1,2
|
23,77
|
10,34
|
1206,81
|
5
|
1,52
|
36,59
|
1,2
|
23,77
|
11,86
|
1549,72
|
6
|
1,2
|
23,77
|
60,7
|
30430,23
|
26,7
|
6806,19
|
7
|
6,82
|
565,02
|
10,34
|
1206,81
|
16,84
|
2936,94
|
8
|
9,2
|
975,28
|
2
|
60,34
|
4,3
|
243,66
|
9
|
2,64
|
100,1
|
1,2
|
23,77
|
6,48
|
514,72
|
10
|
1,2
|
23,77
|
1,2
|
23,77
|
6,82
|
565,02
|
11
|
2,64
|
100,1
|
4
|
213,56
|
2
|
60,34
|
12
|
1,2
|
23,77
|
5,2
|
344,58
|
2,48
|
89,32
|
13
|
1,2
|
23,77
|
2,8
|
114,44
|
22,28
|
4893,1
|
14
|
1,2
|
23,77
|
16,36
|
2786,09
|
8,18
|
787,17
|
15
|
26,04
|
6502,33
|
11,1
|
1373,43
|
3,7
|
18,26
|
16
|
22,28
|
4893,1
|
15,4
|
2495,2
|
14,44
|
2218,87
|
17
|
4,3
|
243,66
|
12,62
|
1735,57
|
2
|
60,34
|
18
|
1,68
|
43,9
|
16,84
|
2936,94
|
1,2
|
23,77
|
19
|
1,2
|
23,77
|
16,84
|
2936,94
|
2,48
|
89,32
|
20
|
1,2
|
23,77
|
13,96
|
2086,22
|
3,1
|
134,17
|
21
|
1,2
|
23,77
|
2,8
|
111,44
|
1,2
|
23,77
|
22
|
8,18
|
787,18
|
28,02
|
7432,22
|
1,2
|
23,77
|
23
|
2,48
|
89,32
|
7,84
|
782.53
|
1,2
|
23,77
|
24
|
1,2
|
23,77
|
4
|
213,56
|
1,84
|
51,83
|
25
|
10,34
|
1206,81
|
8,18
|
787,17
|
13
|
1832,05
|
26
|
4,9
|
309,2
|
7,16
|
617,44
|
5,8
|
420,51
|
27
|
1,2
|
23,77
|
15,4
|
2495,2
|
1,52
|
36,58
|
28
|
13
|
1832,05
|
20,6
|
4241,29
|
1,2
|
23,77
|
29
|
9,96
|
1127,16
|
16,84
|
2936,94
|
-
|
-
|
30
|
1,2
|
23,77
|
11,1
|
1373,43
|
-
|
-
|
31
|
1,52
|
36,58
|
2,64
|
100,1
|
-
|
-
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5. Perhitungan Tebal Sedimentasi yang Terjadi
Diketahui:
Total sedimentasi (SQs) = 136.994 ton/3bln.
Luas DAS (A) = 15.710 ha = 157.100.1000 m2.
Berat isi sedimen (¡) = 0,82 ton/ m3.
Sehingga tebal
sedimentasi yang terjadi yaitu:
Ts
= 
Ts = 
Ts = 0,715054824
mm/3bl
6. Analisis aliran dan debit secara logaritmik
|
Desember 1981
|
Januari 1982
|
Februari 1982
|
no
|
TMA
|
Q
|
TMA
|
Q
|
TMA
|
Q
|
1
|
0,25
|
6,35
|
0,9
|
-
|
0,1
|
2
|
2
|
0,15
|
2,9
|
0,48
|
36
|
0,14
|
2,7
|
3
|
0,27
|
7
|
0,07
|
1,5
|
0,17
|
3,25
|
4
|
0,2
|
4,25
|
0
|
0
|
0,33
|
12,5
|
5
|
0,02
|
1,1
|
0
|
0
|
0,37
|
16,5
|
6
|
0
|
0
|
1,06
|
-
|
0,65
|
-
|
7
|
0,23
|
5,25
|
0,33
|
12,5
|
0,48
|
36
|
8
|
0,3
|
9,5
|
0,05
|
1,3
|
0,15
|
2,9
|
9
|
0,09
|
1,75
|
0
|
0
|
0,22
|
4,8
|
10
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0,23
|
5,2
|
11
|
0,09
|
1,75
|
0,14
|
2,7
|
0,05
|
1,3
|
12
|
0
|
0
|
0,18
|
3,35
|
0,08
|
1,6
|
13
|
0
|
0
|
0,1
|
2
|
0,58
|
-
|
14
|
0
|
0
|
0,47
|
35
|
0,27
|
7
|
15
|
0,64
|
-
|
0,35
|
14,2
|
0,13
|
2,5
|
16
|
0,58
|
-
|
0,45
|
32
|
0,43
|
26
|
17
|
0,15
|
2,9
|
0,39
|
19
|
0,05
|
1,3
|
18
|
0,03
|
1,15
|
0,48
|
36
|
0
|
0
|
19
|
0
|
0
|
0,48
|
36
|
0,08
|
1,6
|
20
|
0
|
0
|
0,42
|
23
|
0,11
|
2,15
|
21
|
0
|
0
|
0,1
|
2
|
0
|
0
|
22
|
0,27
|
7,25
|
0,67
|
32
|
0
|
0
|
23
|
0,08
|
1,6
|
0,26
|
7
|
0
|
0
|
24
|
0
|
0
|
0,14
|
2,7
|
0,04
|
1,2
|
25
|
0,33
|
12,5
|
0,27
|
7
|
0,4
|
21
|
26
|
0,17
|
3,25
|
0,24
|
6
|
0,2
|
4,25
|
27
|
0
|
0
|
0,45
|
32
|
0,02
|
1,1
|
28
|
0,4
|
21
|
0,55
|
-
|
0
|
0
|
29
|
0,32
|
12
|
0,48
|
36
|
-
|
-
|
30
|
0
|
0
|
0,35
|
14,2
|
-
|
-
|
31
|
0,02
|
1,1
|
0,09
|
1,75
|
-
|
-
|
7. Analisis debit sedimen secara logaritmik
|
Desember 1981
|
|
Januari 1982
|
|
Februari 1982
|
|
No
|
Qw
|
Qs
|
Qw
|
Qs
|
Qw
|
Qs
|
1
|
7,5
|
135
|
46
|
14.500
|
2,8
|
82
|
2
|
4,3
|
90
|
16,84
|
425
|
4
|
88
|
3
|
8,18
|
153
|
2,32
|
79
|
4,9
|
107
|
4
|
5,8
|
120
|
1,2
|
72
|
10,34
|
188
|
5
|
1,52
|
77
|
1,2
|
72
|
11,86
|
235
|
6
|
1,2
|
72
|
60,7
|
|
26,7
|
1498
|
7
|
6,82
|
130
|
10,34
|
188
|
16,84
|
438
|
8
|
9,2
|
170
|
2
|
74
|
4,3
|
90
|
9
|
2,64
|
81
|
1,2
|
72
|
6,48
|
128
|
10
|
1,2
|
72
|
1,2
|
72
|
6,82
|
130
|
11
|
2,64
|
81
|
4
|
88
|
2
|
74
|
12
|
1,2
|
72
|
5,2
|
110
|
2,48
|
79
|
13
|
1,2
|
72
|
2,8
|
82
|
22,28
|
885
|
14
|
1,2
|
72
|
16,36
|
395
|
8,18
|
153
|
15
|
26,04
|
1300
|
11,1
|
316
|
3,7
|
87,5
|
16
|
22,28
|
885
|
15,4
|
357
|
14,44
|
320
|
17
|
4,3
|
90
|
12,62
|
260
|
2
|
74
|
18
|
1,68
|
75
|
16,84
|
425
|
1,2
|
72
|
19
|
1,2
|
70
|
16,84
|
425
|
2,48
|
79
|
20
|
1,2
|
72
|
13,96
|
307
|
3,1
|
86
|
21
|
1,2
|
72
|
2,8
|
82
|
1,2
|
72
|
22
|
8,18
|
153
|
28,02
|
1652
|
1,2
|
72
|
23
|
2,48
|
79
|
7,84
|
142
|
1,2
|
72
|
24
|
1,2
|
72
|
4
|
88
|
1,84
|
76
|
25
|
10,34
|
188
|
8,18
|
153
|
13
|
270
|
26
|
4,9
|
108
|
7,16
|
137,5
|
5,8
|
120
|
27
|
1,2
|
72
|
15,4
|
350
|
1,52
|
77
|
28
|
13
|
270
|
20,6
|
680
|
1,2
|
72
|
29
|
9,96
|
185
|
16,84
|
438
|
-
|
|
30
|
1,2
|
72
|
11,1
|
216
|
-
|
|
31
|
1,52
|
77
|
2,64
|
81
|
-
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|