APLIKASI ALAT TANAM BEBIJIAN
“GRAIN SEEDER”
Laporan Praktikum
Alat Mesin Pertanian (AMP)
Oleh:
Iwan Novianto

JURUSAN TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015
I.
PENDAHULUAN
I.1.
Latar Belakang
Selain
proses pengolahan tanah. Proses lainnya yang cukup memerlukan biaya besar
adalah penanaman. Penanaman merupakan usaha penempatan biji atau benih di dalam
tanah pada kedalaman tertentu atau menyebarkan biji di atas permukaan tanah
atau menanamkan di dalam tanah untuk memperoleh perkecambahan dan tegakan yang
baik. Selain membutuhkan pekerja yang cukup juga teknik penanaman akan
menentukan keberhasilan budidaya. Proses penanaman memerlukan tanaga kerja
sekitar 20% dari keseluruhan proses budidaya tanaman. Hal ini menunjukan
sangatlah diperlukan alat tanam mekanis mengingat semakin sedikitnya tenaga
yang tersedia dalam bidang pertanian.
Proses
penanaman benih dengan menggunakan alat tanam, maka mekanisme kerja alat akan
mempengaruhi penempatan benih di dalam tanah. Oleh karena itu, dengan adanya
alat tanam padi dan alat tanam biji-bijian akan membantu para petani untuk
lebih efisien dalam usaha tani tanaman budidaya untuk kebutuhan pangan manusia
dihasilkan dan disiapkan dengan menggunakan tenaga otot-otot manusia. Kemudian
tenaga otot hewani digunakan untuk meringankan tenaga otot manusia. Dengan
ditemukannya besi, diciptakan perkakas yang selanjutnya mengurangi tenaga otot
manusia. Yang disebut dengan mesin peralatan pertanian.
Petani
yang memiliki lahan cukup luas seringkali menghadapi hambatan dalam setiap
kegiatan budidaya karena keterbatasan sumberdaya terutama tenaga kerja di
bidang pertanian serta didukung dengan masih rendahnya tingkat produktivitas
tenaga kerja pertanian tersebut. Hal ini karena hampir sebagian besar tenaga
kerja pertanian saat ini sudah memasuki usia non produktif sementara generasi
muda lebih banyak terjun di sektor lain baik industri maupun sektor informal
sebagai akibat dari rendahnya minat mereka untuk terjun langsung ke lahan
pertanian, apalagi dengan sistem pertanian tradisional. Oleh karenanya
keberadaan mesin pertanian dapat meningkatkan produktifitas dan efektifitas
kerja.
Seiring
dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang pertanian
sekarang ini telah dikembangkan berbagi jenis mesin penanam yang dimaksudkan
untuk membantu petani dalam memudahkan proses penanaman sehingga dapat
menghasilkan kinerja efektif dan efisien dengan keuntungan yang lebih besar.
I.2.
Tujuan
Berikut
tujuan dilakukannya praktikum ini
ialah untuk mengetahui bagian-bagian dari alat penanam bebijian “grain seeder”
dan fungsi masing-masing bagiannya dan usaha
pemeliharaannya, perbaikan dan penggunaannya serta pengoperasiannya secara
benar.
I.3.
Manfaat
Manfaat
yang dapat diambil dari pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai berikut.
1. Dapat
menambah ilmu pengetahuan
2. Menambah
wawasan teknologi, terutama teknologi sektor
pertanian
3. Sebagai sumber informasi bagi pihak yang membutuhkan.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Penanaman Benih
Penanaman merupakan salah satu
kegiatan yang sangat penting dalam budi daya palawija. Sampai saat ini
penanaman umumnya masih dikerjakan secara tradisional dengan menggunakan alat
seadanya, yaitu tugal. Selain melelahkan, penanaman dengan tugal memerlukan
waktu lama dan biaya yang mahal. Untuk mengatasi masalah tersebut, telah
tersedia mesin penanam biji-bijian. Mesin penanam tersebut memiliki keunggulan
dapat melakukan kegiatan menugal, menjatuhkan benih, dan menutup lubang benih
sekaligus sehingga menghemat waktu, tenaga, dan biaya. Salah satu mesin penanam
adalah seeder, yaitu untuk menanam benih dalam bentuk biji-bijian.
2.1 Alat Penanam Benih
Alat penanam (seeder) berfungsi
untuk meletakkan benih yang akan ditanam pada kedalaman dan jumlah tertentu
dengan keseragaman yang relatif tinggi. Sebagian besar alat penanam dilengkapi
dengan alat penutup tanah. Bila benih dengan menggunakan alat tanam, maka
mekanisme kerja alat akan mempengaruhi penempatan benih di dalam tanam, yaitu
berpengaruh pada kedalaman tanam, jumlah benih tiap lubang, jarak antar lubang
dalam baris, dan jarak antar baris. Di samping itu ada kemungkinan kerusakan
benih dalam proses aliran benih dalam alat tanam. Benih tanaman yang berupa
biji-bijian ada bermacam-macam, seperti kacang tanah, jagung, kedelai, kacang
hijau,dll, yang masing-masing memiki bentuk, ukuran, kekuatan agronomis yang
berbeda-beda. Untuk itu diperlukan alat tanam yang memiliki kekuatan tanam yang
berbeda pula. Beberapa sifat fisis benih yang mempengaruhi alat tanam, yaitu
ukuran, bentuk, keseragaman bentukdan ukuran, density per satuan volume, dan
tekanan terhadap tekanan dan gesekan. Penebaran benih dan pola pertanaman
dengan alat penanam (seeder) ini dapat digolongkan menjadi 5 macam diantaranya
:
" Broadcasting (benih
disebar pada permukaan tanah)
" Drill seedling (benih
dijatuhkan secara random dan diletakkan pada kedalaman tertentu dalam alur
sehingga diperoleh jalur tanaman tertentu).
" Pesicion drilling (benih
ditanam secara tunggal dengan interval yang sama dengan alur)
" Hill dropping (kelompok
benih dijatuhkan secara random dengan interval yang hampir sama dengan alur)
" Chezktow planting (benih
diletakkan pada tempat tertentu sehingga diperoleh lajur tanaman dengan dua
arah yang sama).
Bagian dari mesin penanam
(Ciptohadijoyo, 1991) :
a. Seed-matering devices
Merupakan alat untuk membagi
benih dalam jumlah tertentu sesuai dengan persyaratan yang dituntut oleh
pertumbuhan tanam. Terdapat bermacam-macam bentuk tergantung dari sifat
karakteristik benih dan jarak yang dikehendaki.
b. Tabung penyalur (seed-tube)
Ini akan menyalurkan benih ke
alur yang dibuat furrow opener. Bentuk, panjang dan kekasaran mempengaruhi
pengaliran benih. Dalam pengalirannya diharapkan benih dapat dialirkan dengan
kecepatan yang sama dan continare. Untuk itu harus diperhatikan pemantulannya
pada dinding saluran, hambatan dan panjang saluran.
c. Alat pembuat alur (furrow
opener)
Untuk pertumbuhan tanaman yang
baik suatu kedalaman tertentu. Kedalaman penanaman ditentukan oleh jenis
tanaman, kelengasan, temperatur tanah. Bentuk alat disesuaikan dengan keadaan
permukaan tanah (jenis tanah, vegetasi, seresah dan kekasaran permukaan) hal
ini bertalian dengan penetrasi, pemotongan oleh alat dan bentuk alur. Macamnya
: runner, hoe, disk
d. Alat penutup alur
(seed-covering-devices)
Alat tersebut mempunyai fungsi
menutup benih yang sudah berada dalam alur dengan tanah kembali. Hal ini
bertalian denga pertumbuhan kecambah, akan baik bila benih tersebut berada
dalam lingkungan tanah yang lembab dan bertalian dengan iklim. Dalam penutupan
ini diharapkan tanah yanh menutupi dalam keadaan yang cukup baik untuk dapat
ditembus oleh tanaman.
Menurut Sukirno (1999) Selain itu
juga ada alat yag digunakan untuk menyebar dan membuat lubang sekaligus untuk
tempat benih yang akan ditanam, alat tersebut menggunakan tenaga manusia dan
alatnya disebut job seeder. Alat ini merupakan salah satu jenis alat hand
seeder. Pada dasarnya alat dan mesin penanam benih (seeder) atau seed drill ini
terdiri dari:
" tempat penampung benih
(seed box)
" penyendok benih (untuk
mengatur jumlah dan saat keluarnya benih dari seed box)
" pengarah benih (seed
tube),
" pembuat alur pada tanah
(furrow opener)
" penutup alur (cover chain)
Matering Device
Seed matering device merupakan
bagian dari alat tanah yang berada pada posisi tengah ataupun bawah yang
berfungsi untuk mengatur pengeluaran benih sehingga benih dapat jatuh dengan
jumlah tertentu dan jarak tertentu sehingga proses penanaman bisa berjalan sesuai
dengan aturan yang berlaku dalam penanaman benih ( Purwadi, 1990 ).
Seed-matering devices merupakan
alat untuk membagi benih dalam jumlah tertentu sesuai dengan persyaratan yang
dituntut oleh pertumbuhan tanam. Alat ini mempunyai fungsi sebagai pembagi
benih dalam jumlah tertentu sesuai dengan persyaratan yang dituntut oleh
pertumbuhan tanaman. Terdapat bermacam-macam bentuk tergantung dari sifat
karakteristik benih dan jarak yang dikehendaki. Jenis seed matering devices
seeder yang diamati adalah horizontal feed / rotor matering devices
(Ciptohadijoyo, 1991).
Seed Matering Device adalah alat
untuk membagi benih dalam jumlah tertentu sesuai dengan persyaratan yang
diituntut oleh pertumbuhan tanaman ( Rahmat, 2010). Jenis-Jenis Seed Matering
Device
" Horizontal Feed/Rotor
matering devices
" Vertical Feed/Rotor
matering devices
" Faktor yang mempengaruhi
banyaknya yang disalurkan
" Kekecepatan perputaran.
III.
METODOLOGI
3.1.
Tempat dan Waktu Praktikum
Praktikum
Alat Mesin Pertanian ini dilaksanakan di Laboratorium
Daya Alat Mesin Pertanian (LDAMP) Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian
Universitas Lampung pada
tanggal 27 April 2015.
3.2.
Alat dan Bahan Praktikum
Adapun alat yang digunkan dalam praktikum kali ini adalah
grain seeder, alat tulis, kamera. Bahan yang digunakan adalah benih kedelai,
kacang hijau dan tanah.
Cara Kerja
a.
Asisten dosen memberikan penjelasan nama alat dan bagian-bagiannya kepada
mahasiswa
b.
Mencatat informasi yang ada pada alat pertanian yang ada di LDAMP
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Praktikum
Praktikum
yang telah dilaksanakan didapatkan hasil yaitu berupa pengenalan grain seeder
dan bagian-bagiannya.
Nama
alat : Grain seeder
Klasifikasi
: terbuat dari logam, warna hijau
Bagian-bagian
alat : Rangka,Roda, Piringan roda depan (pembuka alur),piringan belakang
(penutup alur), kotak (tempat biji-bijian), Gear nanas, Ruang pengatur keluar
bibit, selang (penyalur bibit jatuh).
4.2 Pembahasan
Setelah
praktikum selesai dilaksanakan maka didapatkan hasil seperti diatas dan
penjelasan sebagai berikut :
1.
Rangka yang merupakan bagian utama alat “grain seeder” sebagai bagian penyokong
atau
pendukung untuk meletakkan serta menempelkan semua bagian-bagian dari
grain seeder ini.
2.
Roda merupakan bagian alat yang dapat mempermudah pergeragakan grain seeder.
3.
Pembuka alur yaitu bagian alat yang menyerupai roda dan berbentuk lempengan
yang berjumlah
satu pasang serta letak berada dibagian depan.
4.
Penutup alur yaitu bagian alat yang berbentuk piringan dengan posisi letak
miring atau agak
melintang dengan fungsi sebagai penutup alur yang telah
dijatuhkan bijian bibit.
5.
Kotak yaitu tempat unutuk meletakkannya bijian bibit yang akan ditanam, dengan
posisi letak
kotak ini berada paling atas dari bagian-bagian lain.
6.
Gear nanas yaitu sebuah gear yang berfungsi untuk menyalurkan putaran dari
putaran roda menuju
bagian ruang pengatur pengeluaran bibit.
7.
Ruang pengatur keluar bibit merupakan tempat diletakknya piringan pengatur
keluarnya bibit dengan empat titik lubang, yang diputar oleh gear nanas
sehingga empat titik lubang bergerak secara bergantian.
8.
Selang yaitu bagian alat yang
menyalurkan bibit tanaman yang akan jatuh kebagian alur yang telah dibentuk
oleh bagian alat pembuka alur.
V.
KESIMPULAN
Dari praktikum
yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1.
Grain seeder
merupakan salah satu alat utama yang membantu proses di bidang pertanian.
2. Fungsi grain seeder dalam pertanian
secara garis besar adalah untuk membantu meringankan melakukan pekerjaan dalam
bertani sehingga dengan menggunakan grain
seeder pekerjaan petani dapat lebih ringan.
3.
Dalam era-modern ini alat canggih (grain seeder) perlu
dikembangkan.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2013.
Kaliberasi alat penanam benih. http://triyadirikky06.blogspot.com.
Irwanto, A.K., 1983, Alat dan Mesin Budidaya Pertanian,
Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor; Bogor.
Ciptohadijoyo, Sunarto dan Bambang Purwantana. 1991.
Alat dan Mesin Pertanian II. Jurusan
Mekanisasi Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. Universitas Gadjah Mada.
Yogyakarta.
Sukirno, Ir. 1999. Diktat Kuliah Mekanisasi Pertanian. Jurusan Mekanisasi Pertanian,
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Purwadi, T. 1990. Mesin dan Peralatan Usaha Tani. Edisi keenam. Gadjah Mada
University Prees. Yogyakarta.
Anonim. 2015. Pengenalan alat penanam. http://hendrisetiawan95.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar