DEBIT ALIRAN SUNGAI
(Laporan Praktikum Hidrologi)
oleh
Iwan
novianto

TEKNIK
PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Debit
aliran adalah jumlah air yang mengalir dalam satuan volume per waktu. Debit
adalah satuan besaran air yang keluar dari Daerah Aliran Sungai (DAS). Satuan
debit yang digunakan adalah meter kubir per detik (m3/s). Debit aliran adalah
laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu penampang
melintang sungai per satuan waktu (Asdak,2002).
Debit aliran tersebut dipengaruhi dengan
adanya siklus hidrologi, salah satunya yaitu hujan. Pada musim kemarau besar debit air
aliran air menyusut drastis sedangkan pada musim hujan debit aliran akan
semakin deras dan dipengaruhi pula oleh tingkat intensitas hujan yang terjadi.
Pada intensitas yang rendah debit aliran kecil dan pada intensitas hujan tinggi
debit aliran akan semakin besar. Besar kecilnya debit aliran mempengaruhi
sedimentasi yang terjadi pada hulu sungai. Debit aliran sungai dapat diukur,
salah satunya menggunakan alat current meter dengan metode velosity methode. Untuk
mengetahui debit aliran sungai dapat diterapkan metode tersebut, oleh sebab itu
perlu diketahui bagaimana cara pengukuran debit air tersebut.
1.2 Tujuan
Tujuan dilakukannya
praktikum pengukuran debit yaitu:
1. Mengukur
dan menghitung debit aliran sungai.
2. Mengetahui
sedimen yang terbawa arus sungai.
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
Besarnya
debit sedimen terlarut/suspensi dapat dihitung melalui pengukuran debit dan
pengambilan sampel sedimen. Sampel sedimen suspensi yang diambil dari suatu
lokasi pos duga air dilakukan setelah pengukuran debit. Lokasi pengambilan
sampel harus memenuhi syarat sebagaimana yang berlaku pada pengukuran debit.
Peralatan
yang digunakan adalah :
- Alat
pengambil sampel sedimen jenis USDH 48 yang digunakan pada saat pengukuran
debit dengan merawas
- Alat
pengambil sampel sedimen jenis USD 59 untuk pengukuran debit menggunakan
perahu, sisi jembatan, cable car dan winch cable way.
- Botol
sampel isi 500 ml lengkap dengan etiketnya
- Seperangkat
peralatan pengukuran debit lengkap
Jika
maksud pengambilan sampel untuk mendapatkan data distribusi konsentrasi sedimen
suspensi terhadap kedalaman, maka digunakan metode integrasi titik. Metode
integrasi kedalaman diperlukan bila diinginkan analisa hidrologi yang terkait
dengan sedimen suspensi dari suatu SWS atau DPS (Anonim,2014).
Menurut
Nurdin (1984) air adalah zat yang mengelilingi semua organismedan merupakan
bagian terbesar pembentuk tumbuh-tumbuhan dan binatang air. Air juga meruapakan
tempat terjadinya berbagai reaksi kimia oleh berbagaiorganisme hidup. Menurut
Adriman (2002) menyatakan bahwa perairan umum adalahbagian permukaan bumi yang
secar permanent maupun berkala digenangi oleh air,baik air tawar, payau maupun
air laut, mulai dari garis pasng surut terendah kearah
daratan
dan badan air tersebut terbentuk secara alami atau buatan. Menurut Sachlan
(1980) perairan umum merupakan sumberdaya yangmempunyai potensi besar baik bagi
perikanan maupun untuk kehidupan manusia.
Air
merupakan bagian yang esensial dari protoplasma dan dapat dikatakan bahwasemua
jenis makhluk hidup bersifat aquatic. Menurut Sihotang (1988) bahwa debit air
adalah jumlah air yang mengalirdari suatu penampang tertentu (sungai, saluran,
mata air) persatuan waktu (ltr/dtk,m3 /dtk, dm3 /dtk). Menurut Fauzi
(1996) bahwa arus merupakan pergerakan dan perpindahanmassa air secara
horizontal dari suatu tempat ke tempat lain. Menurut Goldman dalam Rambe (1999)
bahwa kecepatan arus air dibedakan menjadi beberapa kelompok yaitu arus yang sangat cepat ( > 100cm/detik),
cepat (50 – 100 cm/detik), sedang (25 – 50 cm/detik),
lambat (10 – 25cm/detik) dan sangat lambat (< 10 cm/detik).
Menurut
Mahida (1984) bahwa pergerakan air yang cukup lambat didaerah berlumpur
menyebabkan patikel-partikel halus mengendap dan detritusberlimpah. Menurut Hehanusa
(2001) debit adalah jumlah atau volume air yangmengalir di sungai atau badan
air yang lain (asal kata dari Belanda, debiet ), dinyatakan dalam satuan
volume per satuan waktu. Menurut Asdak (2002) bahwa pada musim kemarau besar
debit air aliranair menyusut drastis.
Menurut
Danar (2004) bahwa pada musim hujan debit air meningkatdrastis. Dengan
tingginya debit air, seluruh air dengan kandungan organik yangtinggi di
dalamnya akan tersapu habis dan masuk ke perairan pesisir. Menurut Odum (1971)
bahwa pengendapan partikel lumpur di dasarperairan tergantung pada arus.
Debit aliran
adalah jumlah air yang mengalir dalam satuan volume per waktu. Debit adalah
satuan besaran air yang keluar dari Daerah Aliran Sungai (DAS). Satuan debit
yang digunakan adalah meter kubir per detik (m3/s). Debit aliran adalah laju
aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu penampang melintang
sungai per satuan waktu (Asdak,2002).
Dalam praktek,
sering variasi kecepatan pada tampang lintang diabaikan, dan kecepatan aliran
dianggap seragam di setiap titik pada tampang lintang yang besarnya sama dengan
kecepatan rerataV, sehingga debit aliran adalah:
Q = AxV
Q = AxV
Dengan :
Q =Debit Aliran (m3/s)
Q =Debit Aliran (m3/s)
A = Luas
Penampang (m2)
V = Kecepatan
Aliran (m/s)
Metode
penelitian meliputi pengukuran langsung di lapangan. Pengukuran langsung di
lapangan meliputi pengukuran lebar, tinggi air, tinggi saluran drainase, sisi
miring, dan diameter pada masing-masing saluran drainase dari yang berbentuk
trapesium, persegi, dan lingkaran. Variabel yang diamati adalah debit air pada
masing-masing saluran drainase.
Debit air
sungai merupakan tinggi permukaan air sungai yang terukur oleh alat ukur
permukaan air sungai ( Mulyana, 2007).
METODE PENGUKURAN DEBIT
AIR
Perlu diingat
bahwa distribusi kecepatan aliran di dalam alur tidak sama arah horisontal
maupun arah vertikal. Dengan kata lain kecepatan aliran pada tepi alur tidak
sama dengan tengah alur, dan kecepatan aliran dekat permukaan air tidak sama
dengan kecepatan pada dasar alur.
Distribusi
Kecepatan Aliran
A : teoritis
B : dasar
saluran kasar dan banyak tumbuhan
C : gangguan
permukaan (sampah)
D : aliran
cepat, aliran turbulen pada dasar
E : aliran
lambat, dasar saluran halus
F : dasar
saluran kasar/berbatu
Menurut
mayong.(situs mayong), ada beberapa metode pengukuran debit aliran sungai yaitu : Area-velocity
method, Fload area method, dan Metode kontinyu.
1) Velocity
Method
Pada prinsipnya adalah pengukuran luas penampang basah dan kecepatan
aliran. Penampang basah (A) diperoleh dengan pengukuran lebar permukaan air dan
pengukuran kedalaman dengan tongkat pengukur atau kabel pengukur. Kecepatan
aliran dapat diukur dengan metode : metode current-meter dan metode apung.
Current meter adalah alat untuk mengukur kecepatan aliran (kecepatan
arus). Ada dua tipe current meter yaitu tipe baling-baling (proppeler type) dan
tipe canting (cup type). Oleh karena distribusi kecepatan aliran di sungai
tidak sama baik arah vertikal maupun horisontal, maka pengukuran kecepatan aliran
dengan alat ini tidak cukup pada satu titik. Debit aliran sungai dapat diukur
dengan beberapa metode. Tidak semua metode pengukuran debit cocok digunakan.
Pemilihan metode tergantung pada kondisi (jenis sungai, tingkat turbulensi
aliran) dan tingkat ketelitian yang akan dicapai.
2) Pengukuran
Debit dengan Cara Apung (Float Area Methode)
Jenis-jenis pelampung dapat dilihat pada Gambar dibawah ini..
Prinsip : kecepatan aliran (V) ditetapkan berdasarkan kecepatan pelampung (U) luas penampang (A) ditetapkan berdasarkan pengukuran lebar saluran (L) dan kedalaman saluran (D)
Prinsip : kecepatan aliran (V) ditetapkan berdasarkan kecepatan pelampung (U) luas penampang (A) ditetapkan berdasarkan pengukuran lebar saluran (L) dan kedalaman saluran (D)
debit sungai (Q) = A x V atau A = A x k dimana k adalah
konstanta
Q = A x k x U
Q = debit (m3/det)
U = kecepatan pelampung (m/det)
A = luas penampang basah sungai (m2)
k = koefisien pelampung
Pengukuran Debit dengan Current-meter
Prinsip : kecepatan diukur dengan current-meter luas penampang basah
ditetapkan berdasarkan pengukuran kedalaman air dan lebar permukaan air.
Kedalaman dapat diukur dengan mistar pengukur, kabel atau tali.
Pengukuran :
Ada 4 cara pengukuran kecepatan aliran yang disajikan dalam Tabel
berikut :
Cara Pengukuran Kecepatan Aliran
Keterangan :
Vs di ukur 0,3 m dari permukaan air
Vb di ukur 0,3 m di atas dasar sungai
Kecepatan aliran dihitung berdasarkan jumlah putaran baling-baling
per waktu putarannya (N = putaran/dt). Kecepatan aliran V = aN + b dimana a dan
b adalah nilai kalibrasi alat current meter. Hitung jumlah putaran dan waktu
putaran baling-baling (dengan stopwatch).
3) Pengukuran
Debit dengan Metode Kontinyu


Current meter diturunkan kedalam aliran air dengan kecepatan
penurunan yang konstant dari permukaan dan setelah mencapai dasar sungai
diangkat lagi ke atas dengan kecepatan yang sama.
Pengukuran Debit dengan Metode Kontinyu Current meter diturunkan
kedalam aliran air dengan kecepatan penurunan yang konstant dari permukaan dan
setelah mencapai dasar sungai diangkat lagi ke atas dengan kecepatan yang sama.
Namun menurut Chay asdak metode pengukuran debit air di bagi dalam 4
katagori
1. Pengukuran
air sungai.
Biasanya dilakukan untuk aliran air (sungai) lambat. Pengukuran
debit dengan cara ini dianggap paling akurat, terutama untuk debit aliran
lambat seperti pada aliran mata air. Cara pengukurannya dilakukan dengan
menentukan waktu yang di perlukan untuk mengisi kontainer yang telah diketahui
volumenya. Prosedur yang biasa dilakukan untuk pengukuran debit dengan cara
pengukuran volume adalah dengan membuat dam kecil (atau alat semacam weir)
disalah satu bagian dari badan aliran air yang akan diukur. Gunanya adalah agar
aliran air dapat terkonsentrasi pada satu outlet. Di tempat tersebut pengukuran
volume air dilakukan. Pembuatan dam kecil harus sedemikian rupa sehingga
permukaan air di belakang dam tersebut cukup stabil. Besarnya debit aliran
dihitung dengan cara:
Q =ν/t
Q = debit (m3/dt)
ν = volume air (m3)
t = waktu pengukuran (detik)
2. Pengukuran debit dengan cara mengukur kecepatan
aliran dan menentukan luas penampang melintang sungai.
Yaitu pengukuran debit dengan bantuan alat ukur current meter atau
sering dikenal sebagai pengukur debit melalui pendekatan velocity-area method
paling banyak dipraktikan dan berlaku untuk kebanyakan aliran sungai.
3. Pengukuran debit dengan menggunakan bahan kimia (pewarna) yang
dialirkan dalam aliran sungai.
Sering digunakan untuk jenis sungai yang aliran airnya tidak
beraturan (turbulence). Untuk maksud-maksud pengukuran hidrologi, bahan-bahan
penelusur (tracers),
a.Mudah larut dalam aliran sungai
b.Bersifat stabil
c.Mudah dikenali pada kosentrasi rendah.
d. Tidak bersifat meracuni biota perairan dan tidak menimbulkan
dampak (negatif) yang permanen pada badan perairan.
e. Relatif tidak terlalu mahal harganya.
4. pengukuran debit dengan membuat bangunan pengukur debit seperti
weir (aliran lambat) atau aliran air cepat.
Persoalan yangsering muncul ketika melakukan pengukuran debit sungai
mendorong para ahli hidrologi mengembangkan alat/bangnan pengontrol aliran
sungai untuk tujuan pengukuran debit.bangnan tersebut antara lain, weir dan
flume. Cara kerja banganunan pengukur debit tersebut diatas adalah dengan
menggunakan kurva aliran untuk mengubah kedalaman aliran air menjadi debit.
Perbedaan pemakaian kedua alat tersebut adalah bahwa flume digunakan untuk
mengukur debit pada sungai dengan debit aliran besar, sering disertai banyak
sampah atau bentuk kotoran lainnya. Sedangkan aliran air kecil atau dengan
ketinggian aliran (h) tidak melebihi 50 cm. Biasanya dipakai weir. Aliran yang
melewati lempengan weir akan menunjukan besar kecilnya debit di tempat
tersebut. Kegunaan utama alat tersebut adalah untuk mengurani kesalahan dalam
menentukan hubungan debit (Q) dan tinggi muka air (Chay.2002).
III.
METODE
PRAKTIKUM
3.1 Tempat
dan Waktu
Praktikum pengukuran debit aliran sungai
dilakukan pada hari sabtu, 06 juni 2015 pukul 09.00 WIB sampai dengan selesai
di sungai Politeknik Negeri Lampung.
3.2 Alat
dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum
pengukuran debit aliran sungai ini yaitu: meteran/pta ukur, current meter
beserta box current meter, stick gouge, kamera, cawan, oven, gelas ukur, neraca
elektronik, desikators, dan alat tulis.
3.3 Prosedur
Praktikum
Adapun langkah kerja yang dlakukan dalam
pengukuran debit aliran sungai yaitu:
a. Pengukuran
debit aliran sungai
1. Alat
dan bahan dipersiapkan terlebih dahulu.
2. Stick
gouge dirangkai sepanjang yang diperlukan.
3. Alat
current meter dipasang pada stick gouge.
4. Pita
ukur/meteran dibentangkan sepanjang lebar sungai dan dicatat hasil pengukuran.
5. Lebar
sungai dibagi menjadi tiga luasan berdasarkan lebar sungai tersebut.
6. Setelah
dibagi menjadi tiga luasan, kedalaman sungai diukur (tiap luasan tiga
kedalaman).
7. Setelah
kedalaman diukur, bagian tengah luasan diukur kembali sebagai titik pengukuran
current meter.
8. Setelah
diperoleh tiga kedalaman sungai dengan memotong tiap bagian tengah, ketinggian
current meter ditentukan dengan mengalikan kedalaman sungai dengan 0,6.
9. Setelah
tinggi current meter ditentukan dengan kedalaman 1, aliran diukur dengan tiga
kali pengulangan menggunakan current meter dengan t= 50 detik.
10. Setelah
pengukuran pada kedalaman 1 selesai dilakukan, pengukuran juga dilakukan pada
kedalaman II dan III dengan perlakuan yang sama dan dicatat hasilnya.
11. Setelah
pengukuran debit selesai dilakukan, sampel air diambil secukupnya untuk
mengetahui sedimentasi yang terjadi.
b. Mengukur sedimentasi sungai
1. Setelah
sampel air diambil dari sungai alat dan bahan dipersiapkan.
2. Cawan
ditimbang menggunakan neraca elektronik.
3. Sampel
air dikocok terlebih dahulu dalam botol sebelum diuji.
4. 50
ml air sungai dimasukan ke dalam cawan menggunakan gelas ukur.
5. Kemudian
cawan + air ditimbang kembali menggunakan neraca elektronik.
6. Setelah
itu dimasukan ke dalam oven dan dioven selama 24 jam dengan suhu 1050C.
7. Setelah
24 jam cawan dalam oven dikeluarkan dan didiamkan ke dalam desikator selama 5
menit.
8. Setelah
5 menit hasil oven ditimbang dan dicatat hasilnya.
IV.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Dari praktikum yang telah dilakukan
diperoleh debit aliran sungai sebagai berikut :
a. Pengukuran
aliran sungai
a.1 Putaran current meter tiap kedalaman
pengukuran
Kedalaman
|
PULSE (N/50s)
(putaran)
|
|
|
Rata-rata pulse
|
||
|
1
|
2
|
3
|
|
||
I
|
209
|
203
|
210
|
207,33
|
||
II
|
280
|
288
|
301
|
289,67
|
||
III
|
60
|
48
|
35
|
47,67
|
||
a.2 Kedalaman pengukuran
No kedalaman
|
Kedalaman (m)
|
Kedalaman pengukuran current
meter
(0,6 x kedalaman)
m
|
I
|
0,29
|
0,174
|
II
|
0,3
|
0,18
|
II
|
0,32
|
19,2
|
t = 50 detik
v = 0,013 + 0,2512 n
lebar sungai = 4,50 m
h1 = 0 m
h2 (kedalaman
I) = 0,29 m
h3 =
0,29 m
h4 (kedalaman II) = 0,3 m
h5 =
0,31 m
h6 (kedalaman III) = 0,32 m
h7 = 0 m
a.3 Hasil Perhitungan
Kedalaman Ukur current meter
|
N rata-rata
|
n
(N/waktu) |
A
m2
|
I
|
207,33
|
4,1466
|
0,32625
|
II
|
289,67
|
5,7934
|
0,45
|
III
|
47,67
|
0,9534
|
0,35625
|
Total
|
|
|
1,13248
|
Kedalaman Ukur current meter
|
V
0,013+0,2512n |
V
0,008+0,2667n |
Q
m3/s
dengan V
0,013+0,2512n |
Q
m3/s
dengan V
0,008+0,2667n |
I
|
1,055
|
1,055
|
0,344
|
0,3634
|
II
|
1,468
|
1,468
|
0,661
|
0,6989
|
III
|
0,252
|
0,252
|
0,089
|
0,0934
|
Total
|
|
|
1,094
|
1,1557
|
b. Kadar
sedimen
|
Berat
(gram)
|
Berat Cawan
|
33,6239
|
Berat cawan + sampel
50 ml (sebelum dioven)
|
80,0584
|
Berat cawan + sampel
(setelah dioven)
|
33,6296
|
Berat sedimen
(dalam 50 ml)
|
0,0057gr/50ml
(1,14
x 10-4 g/m3)
|
4.2 Pembahasan
Debit
aliran merupakan banyaknya air yang mengalir dalam satuan volume per waktudengan
satuan meter kubir per detik (m3/s). Debit aliran adalah laju aliran air (dalam
bentuk volume air) yang melewati suatu penampang melintang sungai per satuan
waktu. Debit aliran tersebut dipengaruhi dengan adanya siklus hidrologi, salah
satunya yaitu hujan.
ketika intensitas hujan rendah debit aliran kecil sedangkan ketika intensitas
hujan tinggi debit aliran akan semakin besar. Besar kecilnya debit aliran
mempengaruhi sedimentasi yang terjadi pada hulu sungai.

Pada pengukuran ini, sungai dibagi
menjadi tiga luasan, dimana dibagian tengah tiap luasan sebagai titik
pengukuran menggunakan current meter. Sebelumnya kedalam tiap titik pada luasan
diukur terlebih dahulu kemudian dikalibrasi untuk pengukura mengunakan current
meter dengan cara mengalikan kedalam tiap titik ukur dengan 0,6. Kedalaman yang
dihasilkan tersebut digunakan sebagai kedalaman pengukuran debit menggunakan current
meter. 0,6 digunakan untuk kalibrasi karena kedalaman air sungai di bawah 1 m.
Setelah kedalaman pengukuran debit
untuk current meter diketahui, maka pengukuran debit dapat dilakukan dilakukan
dengan mengkondisikan current meter sesuai dengan kedalaman yang telah
diperhitungkan. Selain itu waktu juga di set pada box current meter yaitu 50
detik pengukuran akan berhenti secara otomasis pada 50 detik tersebut. Kemudian
stick dan current meter dimasukan kedalam air lalu tombol star ditekan, setelah
50 menit perhitungan akan berhenti secara otomatis dan banyaknya putaran
(pulse) ditunjukan secara otomatis pada box. Pengukuran tiap kedalaman titik
ukur dilakukan dengan tiga kali pengulangan dan di rata-rata nilai putaran tiap
titik ukur tersebut. Pada tiga titik pengukuran tersebut diperoleh rata-rata
putaran yaitu kedalaman 1 207,33/50s,
kedalaman 2 yaitu 289,67/ 50s, dan
kedalaman 3 yaitu 47,67/50s. Kedalaman 2 adalah titik pengukuran yang berada
tepat di tengah-tengah sungai, sehingga arus lebih deras terjadi pada bagian
tersebut.
Selain mengukur kedalaman untuk
titik pengukuran current meter, kedalaman pembagi sungai menjadi tiga luasan juga
diukur. Pengukuran pada pembagi luasan ini bertujuan untuk mengetahui kedalaman
sungai sehingga luas sungai dapat dihitung untuk mengetahui debit yang terjadi
di tiap luasan tersebut. Luas tiap luasan sungai dihitung dengan menggunakan
persamaan : 

Dengan persamaan tersebut, dapat
diketahui A1 = 0,32625 m2, A2 = 0,45 m2
dan A3 yaitu 0,35625 m2.
Setelah luasan tiap sungai
diketahui, maka luas sungai dapat diketahui dengan menjumlahkan ketiga luasan
tersebut. Setelah luas sungai yang diukur diketahui luasnya, maka langkah
selanjutnya yaitu menghitung kecepatan aliran. Sebelumnya nilai n dihitung terlebih dahulu dengan cara
membagi putaran dengan waktu ukur. Kemudian
kecepatan dapat dihitung dengan persamaan:


Nilai 0,013 dan 0,2512 adalah
kalibrasi dari current meter yang digunakan. Dengan persamaan di atas,
kecepatan pada luasan 1 (V1) yaitu 1,055 m/s, V2 = 1,468m/s,
dan V3 yaitu 0,252m/s.
Selanjutnya
debit sungai dapat hitung setelah luas dan kecepatan aliran diperoleh. Untuk
menghitung debit sungai tersebut menggunakan persamaan
.
Dari
persamaan tersebut debit tiap luasan yang diperoleh dari pengukuran yang telah
dilakukan yaitu Q1 = 0,344 m3/s
, Q2 = 0,661m3/s
, dan Q3 = 0,089 m3/s. Dari ketiga luasan tersebut
dapat diketahui bahwa debit tertinggi yaitu pada Q2 tang berupakan bagian
tengah-tengah sungai. Setelah debit tiap luasan diketahui, debit sungai
diperoleh dengan menjumlahkan debit tiap luasan tersebut. Sehingga debit sungai
yaitu 1,094 m3/s.

Jika
dengan persamaan
nilai kecepatan pada luasan 1 (V1) yaitu 1,1139
m/s, V2 = 1,5531 m/s, dan V3 yaitu 0,2623 m/s. Sehingga debit tiap luasan juga
diperoleh Q1 = 0,3634 m3/s
, Q2 = 0,6989
m3/s , dan Q3 = 0,0934
m3/s sehingga debit sungai tersebut yaitu 1,1557 m3/s.
Dari persamaan nilai V yang berbeda maka debit yang dihasilkan juga
berbeda. Kedua persamaan nilai V
tersebut terdapat pada current meter dan dapat digunakan salah satunya.

Selain
pengukuran debit, sedimentasi yang terjadi pada saat itu juga dapat diketahui
dengan mengambil sampel air sungai tersebut yang kemudian dilanjutkan di
laboratorium. Sampel air yang digunakan yaitu sebanyak 50 ml yang kemudian
dioven selama 24 jam dengan suhu 1050. Sebelum dilakukan pengovenan,
cawan ditimbang terlebih dahulu menggunakan timbangan elektronik. Setelah itu
sampel dituangkan kedalam cawan sebanyak 50 ml menggunakan gelas ukur. Kemudian
cawan + sampel ditimbang kembali menggunakan timbangan elektronik. Setelah itu sampel dioven. Setalah 24 jam
sample diangkat dari oven menggunakan gunting cepit dan didiamkan dalam
desikator selama 5 menit untuk didinginkan. Setelah dingin, sampel ditimbang
kembali menggunakan timbangan elektronik dan dicatat hasilnya.
Sedimen sesaat pada
sungai tyersebut dapat dihitung dengan cara berat cawan + sampel hasil oven
dikurangi dengan berat cawan. Dari praktikum yang dilakukan, hasil pengovenan
sampel dalam cawan yaitu 33,6296 gram dan berat cawan 33,6239 gram. Maka sedimen yang terjadi yaitu 33,6296 gram - 33,6239 gram = 0,0057 gram/50 ml. Karena 1
ml = 1 cc = 1 m3, maka sedimentasi sesaat yang terjadi yaitu:
= 1,14 x 10-4
g/ml = 1,14 x 10-4 g/m3. Jadi sedimen yang terjadi pada
sungai terebut yaitu 1,14 x 10-4 g/m3.

V.
KESIMPULAN
Dari praktikum yang
telah dilakukan, dapat diketahui bahwa:
1.
Berdasarkan pengukuran yang dilakukan, debit
aliran sungai yang yaitu sebesar 1,094 m3/s dengan V = O,013 +
0,2512 n dan 1,1557 m3/s dengan V = 0,008 + 0,2667n.
2.
Sedimentasi sesaat pada sungai ketika
dilakukan pengukuran yaitu 1,14 x
10-4 g/m3.
3.
Untuk mengukur debit aliran sungai,
sungai harus dibagi menjadi beberapa luasan untuk memudahkan pengukuran.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.2014.http://raharjabayu.wordpress.com/2011/06/13/pengukuran-debit-dan-pengambilan-sampel/.diakses
tanggal 02 Januari 2014 pukul 15.30 WIB.
Mulyana,
Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi: Suatu
Pengantar. Bandung : Remaja Rosdakarya.
Asdak.Chay.2002.Hidrologi Dan Pengelolaan Daerah Aliran
Sungai.Gajah Mada
University Press:Yogyakarta.
University Press:Yogyakarta.
Adriman. 2002. Kualitas Dan Distribusi Spasi Karakteristik Fisika
KimiaPerairan Sungai Sulir Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Bengkalis.Berkala
Perikanan Terubuk ISSN 0126-4265 Vol. 29, No. 2.
Asdak, C.
2002. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
GadjamadaUniversity : Jogjakarta. 618 hal.
Clark,J.,R,. 1994. Phytoplankton. Edwar Amild Ltd. London.
115 pp.
Danar,A. 2004. Musim Hujan Dan Eutrofikasi Perairan Pesisir.
http: //cac. Eng.Ui.ac.id / article / articleprint / 2660 / 1 / 25 /
Fauzi.1996.Kumpulan Istilah Perikanan.Lembaga Yayasan Informasi danKajian. Pekanbaru. 203 hal.
(tidak diterbitkan)
Hehanusa, P.E., dan Haryani, G.,s.
2001. Kamus Limnologi (Perairan Darat).Panitia Nasional
Program Hidrologi Lembaga Ilmu PengetahuanIndonesia.230 hal.
Mahida, U.N. 1984. Pencemaran Air Dan Pemanfaatan Limbah
Industri. Rajawali : Jakarta. 543 hal.
Nurdin, S,. 1984. Peran Radiasi Matahari Sebagai Input Dalam
Kemantapan Ekosistem. IPB : Bogor. 45 hal.
Odum. 1971. Fundamentalis Of Ecologi. 3rd Ed. W. B. Sounders Comp.Philadelphia.
574 pp.
Rambe, S.B.M.S. 1999. Kualitas Sungai Kampar Di Kecamatan
Bangkinang Barat Ditinjau Dari Karakteristik Fisika, Kimia dan Struktur
KomunitasPhytoplankton. Skripsi, Fperika UNRI. Pekanbaru. 46 hal.
Sachlan,M. 1980. Planktonologi. Diktat Perkuliahan
Planktonologi. FakultasPerikanan Dan Ilmu Kelautan UNRI : Pekanbaru. 63
hal.Sihotang, C,.1988. Limnologi II . Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan
UNRI :Pekanbaru. 64 hal.
Swingle, A.,S. 1968. Standarization Of Chemical And Analysis For
Water And Pond Fish Culture. Fisher Report 44 (4) 397-421 pp.
LAMPIRAN
1.
Perhitungan
·
LUAS
SUNGAI
LUASAN
1 : 0 + 2 (0,29m ) + 0,29 x 1,5 m
= 0,32625 m2
4
LUASAN
2 : 0 ,29 + 2 (0,3m ) + 0,31 x 1,5
m = 0,45 m2
4
LUASAN
3 : 0,31 + 2 (0,32 m ) + 0 x 1,5 m
= 0,35625 m2
4
Luas sungai yaitu luas 1+ luas 2 +
luas 3 = 1,13248 m2
·
Kecepatan
aliran (V)
Nilai
n/detik
n1 =
207,33 = 4,1466
50 s
n2 =
289,67 = 5,3794
50 s
n3 =
47,67 = 0,9534
50 s
Ø V = 0,013+0,2512n
V1 =
0,013 + 0,2512 (4,1466) = 1,055 m/s
V2 =
0,013 + 0,2512 (5,7934) = 1,468m/s
V3 =
0,013 + 0,2512 (0,9534) = 0,252m/s
Ø V = 0,008+0,2667n
V1 =
0,008+ 0,2667 (4,1466) = 1,1139 m/s
V2 =
0,008+ 0,2667 (5,7934) = 1,5531 m/s
V3 =
0,008+ 0,2667 (0,9534) = 0,2623 m/s
·
Debit
(Q), Ax V dengan V = 0,013+0,2512n
Q1 = 0,32625 m2 x 1,055 m/s =
0,344 m3/s
Q2 = 0,45 m2 x 1,468m/s = 0,661m3/s
Q3 = 0,35625 m2 x 0,252m/s = 0,089
m3/s
Debit sungai yaitu Q1 + Q2 +Q3 =
1,094 m3/s
·
Debit
(Q), Ax V dengan V = 0,008+0,2667n
Q1 = 0,32625 m2 x 1,1139 m/s =
0,3634 m3/s
Q2 = 0,45 m2 x 1,5531 m/s = 0,6989
m3/s
Q3 = 0,35625 m2 x 0,2623 m/s = 0,0934
m3/s
Debit sungai yaitu Q1 + Q2 +Q3 =
1,1557 m3/s
·
Sedimentasi
berdasarkan sampel air yaitu:
Berat setelah oven (berat kering) –
berat cawan
33,6296
gram - 33,6239 gram = 0,0057 gram/50 ml
1
ml = 1 cc = 1 m3 ;
Maka
sedimentasi sesaat yang terjadi yaitu:
0,0057 gram = 1,14 x 10-4 g/ml = 1,14 x 10-4
g/m3
50 ml
2.
Gambar


Current Meter + Box dan Stick Gouge Box current meter


Pengukuran lebar
sungai Pengukuran kedalaman


Pengukuran debit Pengambilan sampel air


Gelas ukur 50 ml Penimbangan
sampel + cawan


Sampel dalam oven sampel didinginkan
dalam desikator
setelah
dioven

Hasil
oven
Tidak ada komentar:
Posting Komentar