Jumat, 10 Juli 2015

DEBIT ALIRAN SUNGAI

(Laporan Praktikum Hidrologi)


oleh
Iwan novianto

Description: unila logo.jpg
TEKNIK PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2015


I.                   PENDAHULUAN


1.1    Latar Belakang

Debit aliran adalah jumlah air yang mengalir dalam satuan volume per waktu. Debit adalah satuan besaran air yang keluar dari Daerah Aliran Sungai (DAS). Satuan debit yang digunakan adalah meter kubir per detik (m3/s). Debit aliran adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu penampang melintang sungai per satuan waktu (Asdak,2002).
Debit aliran tersebut dipengaruhi dengan adanya siklus hidrologi, salah satunya yaitu hujan. Pada musim kemarau besar debit air aliran air menyusut drastis sedangkan pada musim hujan debit aliran akan semakin deras dan dipengaruhi pula oleh tingkat intensitas hujan yang terjadi. Pada intensitas yang rendah debit aliran kecil dan pada intensitas hujan tinggi debit aliran akan semakin besar. Besar kecilnya debit aliran mempengaruhi sedimentasi yang terjadi pada hulu sungai. Debit aliran sungai dapat diukur, salah satunya menggunakan alat current meter  dengan metode velosity methode. Untuk mengetahui debit aliran sungai dapat diterapkan metode tersebut, oleh sebab itu perlu diketahui bagaimana cara pengukuran debit air tersebut.


1.2    Tujuan
Tujuan dilakukannya praktikum pengukuran debit yaitu:
1.      Mengukur dan menghitung debit aliran sungai.
2.      Mengetahui sedimen yang terbawa arus sungai.


II.                TINJAUAN PUSTAKA

Besarnya debit sedimen terlarut/suspensi dapat dihitung melalui pengukuran debit dan pengambilan sampel sedimen. Sampel sedimen suspensi yang diambil dari suatu lokasi pos duga air dilakukan setelah pengukuran debit. Lokasi pengambilan sampel harus memenuhi syarat sebagaimana yang berlaku pada pengukuran debit.
Peralatan yang digunakan adalah :
  • Alat pengambil sampel sedimen jenis USDH 48 yang digunakan pada saat pengukuran debit dengan merawas
  •  Alat pengambil sampel sedimen jenis USD 59 untuk pengukuran debit menggunakan perahu, sisi jembatan, cable car dan winch cable way.
  • Botol sampel isi 500 ml lengkap dengan etiketnya
  • Seperangkat peralatan pengukuran debit lengkap
Jika maksud pengambilan sampel untuk mendapatkan data distribusi konsentrasi sedimen suspensi terhadap kedalaman, maka digunakan metode integrasi titik. Metode integrasi kedalaman diperlukan bila diinginkan analisa hidrologi yang terkait dengan sedimen suspensi dari suatu SWS atau DPS (Anonim,2014).
Menurut Nurdin (1984) air adalah zat yang mengelilingi semua organismedan merupakan bagian terbesar pembentuk tumbuh-tumbuhan dan binatang air. Air juga meruapakan tempat terjadinya berbagai reaksi kimia oleh berbagaiorganisme hidup. Menurut Adriman (2002) menyatakan bahwa perairan umum adalahbagian permukaan bumi yang secar permanent maupun berkala digenangi oleh air,baik air tawar, payau maupun air laut, mulai dari garis pasng surut terendah kearah


daratan dan badan air tersebut terbentuk secara alami atau buatan. Menurut Sachlan (1980) perairan umum merupakan sumberdaya yangmempunyai potensi besar baik bagi perikanan maupun untuk kehidupan manusia.

Air merupakan bagian yang esensial dari protoplasma dan dapat dikatakan bahwasemua jenis makhluk hidup bersifat aquatic. Menurut Sihotang (1988) bahwa debit air adalah jumlah air yang mengalirdari suatu penampang tertentu (sungai, saluran, mata air) persatuan waktu (ltr/dtk,m3 /dtk, dm3 /dtk). Menurut Fauzi (1996) bahwa arus merupakan pergerakan dan perpindahanmassa air secara horizontal dari suatu tempat ke tempat lain. Menurut Goldman dalam Rambe (1999) bahwa kecepatan arus air dibedakan  menjadi beberapa kelompok yaitu  arus yang sangat cepat ( > 100cm/detik), cepat (50 – 100 cm/detik), sedang (25 – 50 cm/detik), lambat (10 – 25cm/detik) dan sangat lambat (< 10 cm/detik).

Menurut Mahida (1984) bahwa pergerakan air yang cukup lambat didaerah berlumpur menyebabkan patikel-partikel halus mengendap dan detritusberlimpah. Menurut Hehanusa (2001) debit adalah jumlah atau volume air yangmengalir di sungai atau badan air yang lain (asal kata dari Belanda, debiet ), dinyatakan dalam satuan volume per satuan waktu. Menurut Asdak (2002) bahwa pada musim kemarau besar debit air aliranair menyusut drastis.

Menurut Danar (2004) bahwa pada musim hujan debit air meningkatdrastis. Dengan tingginya debit air, seluruh air dengan kandungan organik yangtinggi di dalamnya akan tersapu habis dan masuk ke perairan pesisir. Menurut Odum (1971) bahwa pengendapan partikel lumpur di dasarperairan tergantung pada arus.
Debit aliran adalah jumlah air yang mengalir dalam satuan volume per waktu. Debit adalah satuan besaran air yang keluar dari Daerah Aliran Sungai (DAS). Satuan debit yang digunakan adalah meter kubir per detik (m3/s). Debit aliran adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu penampang melintang sungai per satuan waktu (Asdak,2002).
Dalam praktek, sering variasi kecepatan pada tampang lintang diabaikan, dan kecepatan aliran dianggap seragam di setiap titik pada tampang lintang yang besarnya sama dengan kecepatan rerataV, sehingga debit aliran adalah:
Q = AxV
Dengan :
Q =Debit Aliran (m3/s)
A = Luas Penampang (m2)
V = Kecepatan Aliran (m/s)
Metode penelitian meliputi pengukuran langsung di lapangan. Pengukuran langsung di lapangan meliputi pengukuran lebar, tinggi air, tinggi saluran drainase, sisi miring, dan diameter pada masing-masing saluran drainase dari yang berbentuk trapesium, persegi, dan lingkaran. Variabel yang diamati adalah debit air pada masing-masing saluran drainase.
Debit air sungai merupakan tinggi permukaan air sungai yang terukur oleh alat ukur permukaan air sungai ( Mulyana, 2007).
METODE PENGUKURAN DEBIT AIR
Perlu diingat bahwa distribusi kecepatan aliran di dalam alur tidak sama arah horisontal maupun arah vertikal. Dengan kata lain kecepatan aliran pada tepi alur tidak sama dengan tengah alur, dan kecepatan aliran dekat permukaan air tidak sama dengan kecepatan pada dasar alur.
Distribusi Kecepatan Aliran
A : teoritis
B : dasar saluran kasar dan banyak tumbuhan
C : gangguan permukaan (sampah)
D : aliran cepat, aliran turbulen pada dasar
E : aliran lambat, dasar saluran halus
F : dasar saluran kasar/berbatu
Menurut mayong.(situs mayong), ada beberapa metode pengukuran debit aliran sungai yaitu : Area-velocity method, Fload area method, dan Metode kontinyu.
1) Velocity Method
Pada prinsipnya adalah pengukuran luas penampang basah dan kecepatan aliran. Penampang basah (A) diperoleh dengan pengukuran lebar permukaan air dan pengukuran kedalaman dengan tongkat pengukur atau kabel pengukur. Kecepatan aliran dapat diukur dengan metode : metode current-meter dan metode apung.
Current meter adalah alat untuk mengukur kecepatan aliran (kecepatan arus). Ada dua tipe current meter yaitu tipe baling-baling (proppeler type) dan tipe canting (cup type). Oleh karena distribusi kecepatan aliran di sungai tidak sama baik arah vertikal maupun horisontal, maka pengukuran kecepatan aliran dengan alat ini tidak cukup pada satu titik. Debit aliran sungai dapat diukur dengan beberapa metode. Tidak semua metode pengukuran debit cocok digunakan. Pemilihan metode tergantung pada kondisi (jenis sungai, tingkat turbulensi aliran) dan tingkat ketelitian yang akan dicapai.
2) Pengukuran Debit dengan Cara Apung (Float Area Methode)
Jenis-jenis pelampung dapat dilihat pada Gambar dibawah ini..
Prinsip :
kecepatan aliran (V) ditetapkan berdasarkan kecepatan pelampung (U) luas penampang (A) ditetapkan berdasarkan pengukuran lebar saluran (L) dan kedalaman saluran (D)
debit sungai (Q) = A x V atau A = A x k dimana k adalah konstanta
Q = A x k x U
Q = debit (m3/det)
U = kecepatan pelampung (m/det)
A = luas penampang basah sungai (m2)
k = koefisien pelampung
Pengukuran Debit dengan Current-meter
Prinsip : kecepatan diukur dengan current-meter luas penampang basah ditetapkan berdasarkan pengukuran kedalaman air dan lebar permukaan air. Kedalaman dapat diukur dengan mistar pengukur, kabel atau tali.
Pengukuran :
Ada 4 cara pengukuran kecepatan aliran yang disajikan dalam Tabel berikut :
Cara Pengukuran Kecepatan Aliran
Keterangan :
Vs di ukur 0,3 m dari permukaan air
Vb di ukur 0,3 m di atas dasar sungai
Kecepatan aliran dihitung berdasarkan jumlah putaran baling-baling per waktu putarannya (N = putaran/dt). Kecepatan aliran V = aN + b dimana a dan b adalah nilai kalibrasi alat current meter. Hitung jumlah putaran dan waktu putaran baling-baling (dengan stopwatch).
3) Pengukuran Debit dengan Metode Kontinyu
Description: http://suwandihan.files.wordpress.com/2012/06/060512_0359_debitair5.jpg?w=640
Description: http://suwandihan.files.wordpress.com/2012/06/060512_0359_debitair6.jpg?w=640
Current meter diturunkan kedalam aliran air dengan kecepatan penurunan yang konstant dari permukaan dan setelah mencapai dasar sungai diangkat lagi ke atas dengan kecepatan yang sama.
Pengukuran Debit dengan Metode Kontinyu Current meter diturunkan kedalam aliran air dengan kecepatan penurunan yang konstant dari permukaan dan setelah mencapai dasar sungai diangkat lagi ke atas dengan kecepatan yang sama.
Namun menurut Chay asdak metode pengukuran debit air di bagi dalam 4 katagori
1. Pengukuran air sungai.
Biasanya dilakukan untuk aliran air (sungai) lambat. Pengukuran debit dengan cara ini dianggap paling akurat, terutama untuk debit aliran lambat seperti pada aliran mata air. Cara pengukurannya dilakukan dengan menentukan waktu yang di perlukan untuk mengisi kontainer yang telah diketahui volumenya. Prosedur yang biasa dilakukan untuk pengukuran debit dengan cara pengukuran volume adalah dengan membuat dam kecil (atau alat semacam weir) disalah satu bagian dari badan aliran air yang akan diukur. Gunanya adalah agar aliran air dapat terkonsentrasi pada satu outlet. Di tempat tersebut pengukuran volume air dilakukan. Pembuatan dam kecil harus sedemikian rupa sehingga permukaan air di belakang dam tersebut cukup stabil. Besarnya debit aliran dihitung dengan cara:
Q =ν/t
Q = debit (m3/dt)
ν = volume air (m3)
t = waktu pengukuran (detik)
2. Pengukuran debit dengan cara mengukur kecepatan aliran dan menentukan luas penampang melintang sungai.
Yaitu pengukuran debit dengan bantuan alat ukur current meter atau sering dikenal sebagai pengukur debit melalui pendekatan velocity-area method paling banyak dipraktikan dan berlaku untuk kebanyakan aliran sungai.
3. Pengukuran debit dengan menggunakan bahan kimia (pewarna) yang dialirkan dalam aliran sungai.
Sering digunakan untuk jenis sungai yang aliran airnya tidak beraturan (turbulence). Untuk maksud-maksud pengukuran hidrologi, bahan-bahan penelusur (tracers),
a.Mudah larut dalam aliran sungai
b.Bersifat stabil
c.Mudah dikenali pada kosentrasi rendah.
d. Tidak bersifat meracuni biota perairan dan tidak menimbulkan dampak (negatif) yang permanen pada badan perairan.
e. Relatif tidak terlalu mahal harganya.
4. pengukuran debit dengan membuat bangunan pengukur debit seperti weir (aliran lambat) atau aliran air cepat.
Persoalan yangsering muncul ketika melakukan pengukuran debit sungai mendorong para ahli hidrologi mengembangkan alat/bangnan pengontrol aliran sungai untuk tujuan pengukuran debit.bangnan tersebut antara lain, weir dan flume. Cara kerja banganunan pengukur debit tersebut diatas adalah dengan menggunakan kurva aliran untuk mengubah kedalaman aliran air menjadi debit. Perbedaan pemakaian kedua alat tersebut adalah bahwa flume digunakan untuk mengukur debit pada sungai dengan debit aliran besar, sering disertai banyak sampah atau bentuk kotoran lainnya. Sedangkan aliran air kecil atau dengan ketinggian aliran (h) tidak melebihi 50 cm. Biasanya dipakai weir. Aliran yang melewati lempengan weir akan menunjukan besar kecilnya debit di tempat tersebut. Kegunaan utama alat tersebut adalah untuk mengurani kesalahan dalam menentukan hubungan debit (Q) dan tinggi muka air (Chay.2002).


III.             METODE PRAKTIKUM

3.1    Tempat dan Waktu
Praktikum pengukuran debit aliran sungai dilakukan pada hari sabtu, 06 juni 2015 pukul 09.00 WIB sampai dengan selesai di sungai Politeknik Negeri Lampung.

3.2    Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum pengukuran debit aliran sungai ini yaitu: meteran/pta ukur, current meter beserta box current meter, stick gouge, kamera, cawan, oven, gelas ukur, neraca elektronik, desikators, dan alat tulis.

3.3    Prosedur Praktikum
Adapun langkah kerja yang dlakukan dalam pengukuran debit aliran sungai yaitu:
a.       Pengukuran debit aliran sungai
1.      Alat dan bahan dipersiapkan terlebih dahulu.
2.      Stick gouge dirangkai sepanjang yang diperlukan.
3.      Alat current meter dipasang pada stick gouge.
4.      Pita ukur/meteran dibentangkan sepanjang lebar sungai dan dicatat hasil pengukuran.
5.      Lebar sungai dibagi menjadi tiga luasan berdasarkan lebar sungai tersebut.
6.      Setelah dibagi menjadi tiga luasan, kedalaman sungai diukur (tiap luasan tiga kedalaman).


7.      Setelah kedalaman diukur, bagian tengah luasan diukur kembali sebagai titik pengukuran current meter.

8.      Setelah diperoleh tiga kedalaman sungai dengan memotong tiap bagian tengah, ketinggian current meter ditentukan dengan mengalikan kedalaman sungai dengan 0,6.
9.      Setelah tinggi current meter ditentukan dengan kedalaman 1, aliran diukur dengan tiga kali pengulangan menggunakan current meter dengan t= 50 detik.
10.  Setelah pengukuran pada kedalaman 1 selesai dilakukan, pengukuran juga dilakukan pada kedalaman II dan III dengan perlakuan yang sama dan dicatat hasilnya.
11.  Setelah pengukuran debit selesai dilakukan, sampel air diambil secukupnya untuk mengetahui sedimentasi yang terjadi.

b.      Mengukur  sedimentasi sungai
1.      Setelah sampel air diambil dari sungai alat dan bahan dipersiapkan.
2.      Cawan ditimbang menggunakan neraca elektronik.
3.      Sampel air dikocok terlebih dahulu dalam botol sebelum diuji.
4.      50 ml air sungai dimasukan ke dalam cawan menggunakan gelas ukur.
5.      Kemudian cawan + air ditimbang kembali menggunakan neraca elektronik.
6.      Setelah itu dimasukan ke dalam oven dan dioven selama 24 jam dengan suhu 1050C.
7.      Setelah 24 jam cawan dalam oven dikeluarkan dan didiamkan ke dalam desikator selama 5 menit.
8.      Setelah 5 menit hasil oven ditimbang dan dicatat hasilnya.







IV.             HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1    Hasil

Dari praktikum yang telah dilakukan diperoleh debit aliran sungai sebagai berikut :
a.       Pengukuran aliran sungai
a.1 Putaran current meter tiap kedalaman pengukuran
Kedalaman
PULSE (N/50s)
(putaran)


Rata-rata pulse

1
2
3

I
209
203
210
207,33
II
280
288
301
289,67
III
60
48
35
47,67

a.2 Kedalaman pengukuran
No kedalaman
Kedalaman (m)
Kedalaman pengukuran current meter
(0,6 x kedalaman)
m
I
0,29
0,174
II
0,3
0,18
II
0,32
19,2



t                = 50 detik
v               = 0,013 + 0,2512 n
lebar sungai          = 4,50 m
h1                          = 0 m
h2 (kedalaman I)  = 0,29 m
h3                         = 0,29 m
h4 (kedalaman II)            = 0,3 m
h5                         = 0,31 m
h6 (kedalaman III) = 0,32 m
h7                           = 0 m



a.3 Hasil Perhitungan 
Kedalaman Ukur current meter
N rata-rata
n
(N/waktu)
A
m2
I
207,33
4,1466
0,32625
II
289,67
5,7934
0,45
III
47,67
0,9534
0,35625
Total


1,13248

Kedalaman Ukur current meter
V
0,013+0,2512n
V
0,008+0,2667n
Q
m3/s
dengan V
0,013+0,2512n
Q
m3/s
dengan V
0,008+0,2667n
I
1,055
1,055
0,344
0,3634
II
1,468
1,468
0,661
0,6989
III
0,252
0,252
0,089
0,0934
Total


1,094
1,1557

b.      Kadar sedimen

Berat (gram)
Berat Cawan
33,6239
Berat cawan + sampel 50 ml (sebelum dioven)
80,0584
Berat cawan + sampel (setelah dioven)
33,6296
Berat sedimen
(dalam 50 ml)
0,0057gr/50ml
(1,14 x 10-4 g/m3)



4.2    Pembahasan
Debit aliran merupakan banyaknya air yang mengalir dalam satuan volume per waktudengan satuan meter kubir per detik (m3/s). Debit aliran adalah laju aliran air (dalam bentuk volume air) yang melewati suatu penampang melintang sungai per satuan waktu. Debit aliran tersebut dipengaruhi dengan adanya siklus hidrologi, salah satunya yaitu hujan. ketika intensitas hujan rendah debit aliran kecil sedangkan ketika intensitas hujan tinggi debit aliran akan semakin besar. Besar kecilnya debit aliran mempengaruhi sedimentasi yang terjadi pada hulu sungai.
Dalam praktikum ini dilakukan pengukuran debit aliran sungai di Politeknik Negeri Lampung. pengukuran yang dilakukan yaitu menggunakan metode velosity yang menggunakan seperaangkat alat current meter dan juga meteran. Current meter tersebut digunakan untuk mengukur seberapa banyak putaran yang dihasilkan dalam waktu yang telah ditentukan, sedangkan meteran pada praktikum ini digunakan untuk mengukur lebar sungai. Berikut sketsa pembagian luasan sungai:





Pada pengukuran ini, sungai dibagi menjadi tiga luasan, dimana dibagian tengah tiap luasan sebagai titik pengukuran menggunakan current meter. Sebelumnya kedalam tiap titik pada luasan diukur terlebih dahulu kemudian dikalibrasi untuk pengukura mengunakan current meter dengan cara mengalikan kedalam tiap titik ukur dengan 0,6. Kedalaman yang dihasilkan tersebut digunakan sebagai kedalaman pengukuran debit menggunakan current meter. 0,6 digunakan untuk kalibrasi karena kedalaman air sungai di bawah 1 m.
Setelah kedalaman pengukuran debit untuk current meter diketahui, maka pengukuran debit dapat dilakukan dilakukan dengan mengkondisikan current meter sesuai dengan kedalaman yang telah diperhitungkan. Selain itu waktu juga di set pada box current meter yaitu 50 detik pengukuran akan berhenti secara otomasis pada 50 detik tersebut. Kemudian stick dan current meter dimasukan kedalam air lalu tombol star ditekan, setelah 50 menit perhitungan akan berhenti secara otomatis dan banyaknya putaran (pulse) ditunjukan secara otomatis pada box. Pengukuran tiap kedalaman titik ukur dilakukan dengan tiga kali pengulangan dan di rata-rata nilai putaran tiap titik ukur tersebut. Pada tiga titik pengukuran tersebut diperoleh rata-rata putaran yaitu  kedalaman 1 207,33/50s, kedalaman 2 yaitu  289,67/ 50s, dan kedalaman 3 yaitu 47,67/50s. Kedalaman 2 adalah titik pengukuran yang berada tepat di tengah-tengah sungai, sehingga arus lebih deras terjadi pada bagian tersebut.
Selain mengukur kedalaman untuk titik pengukuran current meter, kedalaman pembagi sungai menjadi tiga luasan juga diukur. Pengukuran pada pembagi luasan ini bertujuan untuk mengetahui kedalaman sungai sehingga luas sungai dapat dihitung untuk mengetahui debit yang terjadi di tiap luasan tersebut. Luas tiap luasan sungai dihitung dengan menggunakan persamaan :
Dengan persamaan tersebut, dapat diketahui A1 =  0,32625 m2, A2 = 0,45 m2 dan A3 yaitu 0,35625 m2.
Setelah luasan tiap sungai diketahui, maka luas sungai dapat diketahui dengan menjumlahkan ketiga luasan tersebut. Setelah luas sungai yang diukur diketahui luasnya, maka langkah selanjutnya yaitu menghitung kecepatan aliran. Sebelumnya nilai n dihitung terlebih dahulu dengan cara membagi putaran dengan waktu ukur. Kemudian   kecepatan dapat dihitung dengan persamaan:
 atau dapat pula dengan
Nilai 0,013 dan 0,2512 adalah kalibrasi dari current meter yang digunakan. Dengan persamaan di atas, kecepatan pada luasan 1 (V1) yaitu 1,055 m/s, V2 = 1,468m/s, dan V3 yaitu 0,252m/s.
Selanjutnya debit sungai dapat hitung setelah luas dan kecepatan aliran diperoleh. Untuk menghitung debit sungai tersebut menggunakan persamaan . Dari persamaan tersebut debit tiap luasan yang diperoleh dari pengukuran yang telah dilakukan yaitu Q1 = 0,344 m3/s , Q2 = 0,661m3/s , dan Q3 = 0,089 m3/s. Dari ketiga luasan tersebut dapat diketahui bahwa debit tertinggi yaitu pada Q2 tang berupakan bagian tengah-tengah sungai. Setelah debit tiap luasan diketahui, debit sungai diperoleh dengan menjumlahkan debit tiap luasan tersebut. Sehingga debit sungai yaitu 1,094 m3/s.
Jika dengan persamaan  nilai kecepatan pada luasan 1 (V1) yaitu 1,1139 m/s, V2 = 1,5531 m/s, dan V3 yaitu 0,2623 m/s. Sehingga debit tiap luasan juga diperoleh Q1 = 0,3634 m3/s , Q2 = 0,6989 m3/s , dan Q3 = 0,0934 m3/s sehingga debit sungai tersebut yaitu 1,1557 m3/s. Dari persamaan nilai V yang berbeda maka debit yang dihasilkan juga berbeda.  Kedua persamaan nilai V tersebut terdapat pada current meter dan dapat digunakan salah satunya.
Selain pengukuran debit, sedimentasi yang terjadi pada saat itu juga dapat diketahui dengan mengambil sampel air sungai tersebut yang kemudian dilanjutkan di laboratorium. Sampel air yang digunakan yaitu sebanyak 50 ml yang kemudian dioven selama 24 jam dengan suhu 1050. Sebelum dilakukan pengovenan, cawan ditimbang terlebih dahulu menggunakan timbangan elektronik. Setelah itu sampel dituangkan kedalam cawan sebanyak 50 ml menggunakan gelas ukur. Kemudian cawan + sampel ditimbang kembali menggunakan timbangan elektronik.  Setelah itu sampel dioven. Setalah 24 jam sample diangkat dari oven menggunakan gunting cepit dan didiamkan dalam desikator selama 5 menit untuk didinginkan. Setelah dingin, sampel ditimbang kembali menggunakan timbangan elektronik dan dicatat hasilnya.
Sedimen sesaat pada sungai tyersebut dapat dihitung dengan cara berat cawan + sampel hasil oven dikurangi dengan berat cawan. Dari praktikum yang dilakukan, hasil pengovenan sampel dalam cawan yaitu 33,6296 gram  dan berat cawan  33,6239 gram. Maka sedimen yang terjadi yaitu  33,6296 gram  - 33,6239 gram = 0,0057 gram/50 ml. Karena 1 ml = 1 cc = 1 m3, maka sedimentasi sesaat yang terjadi yaitu:  = 1,14 x 10-4 g/ml = 1,14 x 10-4 g/m3. Jadi sedimen yang terjadi pada sungai terebut yaitu 1,14 x 10-4 g/m3.








V.                KESIMPULAN

Dari praktikum yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa:
1.      Berdasarkan pengukuran yang dilakukan, debit aliran sungai yang yaitu sebesar 1,094 m3/s dengan V = O,013 + 0,2512 n dan 1,1557 m3/s dengan V = 0,008 + 0,2667n.
2.      Sedimentasi sesaat pada sungai ketika dilakukan pengukuran yaitu        1,14 x 10-4 g/m3.
3.      Untuk mengukur debit aliran sungai, sungai harus dibagi menjadi beberapa luasan untuk memudahkan pengukuran.











DAFTAR PUSTAKA


Anonim.2014.http://raharjabayu.wordpress.com/2011/06/13/pengukuran-debit-dan-pengambilan-sampel/.diakses tanggal 02 Januari 2014  pukul 15.30 WIB.

Mulyana, Deddy. 2007. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Asdak.Chay.2002.Hidrologi Dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.Gajah Mada
University Press:Yogyakarta.

Adriman. 2002. Kualitas Dan Distribusi Spasi Karakteristik Fisika KimiaPerairan Sungai Sulir Kecamatan Tebing Tinggi Kabupaten Bengkalis.Berkala Perikanan Terubuk ISSN 0126-4265 Vol. 29, No. 2.

Asdak, C. 2002. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
GadjamadaUniversity : Jogjakarta. 618 hal.

Clark,J.,R,. 1994. Phytoplankton. Edwar Amild Ltd. London. 115 pp.

Danar,A. 2004. Musim Hujan Dan Eutrofikasi Perairan Pesisir. http: //cac. Eng.Ui.ac.id / article / articleprint / 2660 / 1 / 25 /

Fauzi.1996.Kumpulan Istilah Perikanan.Lembaga Yayasan Informasi danKajian. Pekanbaru. 203 hal. (tidak diterbitkan)

Hehanusa, P.E., dan Haryani, G.,s. 2001. Kamus Limnologi (Perairan Darat).Panitia Nasional Program Hidrologi Lembaga Ilmu PengetahuanIndonesia.230 hal.

Mahida, U.N. 1984. Pencemaran Air Dan Pemanfaatan Limbah Industri. Rajawali : Jakarta. 543 hal.



Nurdin, S,. 1984. Peran Radiasi Matahari Sebagai Input Dalam Kemantapan Ekosistem. IPB : Bogor. 45 hal.

Odum. 1971. Fundamentalis Of Ecologi. 3rd Ed. W. B. Sounders Comp.Philadelphia. 574 pp.


Rambe, S.B.M.S. 1999. Kualitas Sungai Kampar Di Kecamatan Bangkinang Barat Ditinjau Dari Karakteristik Fisika, Kimia dan Struktur KomunitasPhytoplankton. Skripsi, Fperika UNRI. Pekanbaru. 46 hal.

Sachlan,M. 1980. Planktonologi. Diktat Perkuliahan Planktonologi. FakultasPerikanan Dan Ilmu Kelautan UNRI : Pekanbaru. 63 hal.Sihotang, C,.1988. Limnologi II . Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan UNRI :Pekanbaru. 64 hal.

Swingle, A.,S. 1968. Standarization Of Chemical And Analysis For Water And Pond Fish Culture. Fisher Report 44 (4) 397-421 pp.







LAMPIRAN























1.                  Perhitungan
·         LUAS SUNGAI
LUASAN 1 :  0 + 2 (0,29m ) + 0,29 x 1,5 m = 0,32625 m2
                                    4
LUASAN 2 :  0 ,29 + 2 (0,3m ) + 0,31 x 1,5 m = 0,45 m2
                                    4
LUASAN 3 :  0,31 + 2 (0,32 m ) + 0 x 1,5 m = 0,35625 m2
                                    4
Luas sungai yaitu luas 1+ luas 2 + luas 3 = 1,13248 m2

·         Kecepatan aliran (V)
Nilai n/detik
n1        = 207,33 = 4,1466
                  50 s
n2        = 289,67 = 5,3794
                  50 s
n3        = 47,67 = 0,9534
                 50 s

Ø  V = 0,013+0,2512n
V1       = 0,013 + 0,2512 (4,1466) = 1,055 m/s
V2       = 0,013 + 0,2512 (5,7934) = 1,468m/s
V3       = 0,013 + 0,2512 (0,9534) = 0,252m/s

Ø  V = 0,008+0,2667n
V1       = 0,008+ 0,2667 (4,1466) = 1,1139 m/s
V2       = 0,008+ 0,2667 (5,7934) = 1,5531 m/s
V3       = 0,008+ 0,2667 (0,9534) = 0,2623 m/s

·         Debit (Q), Ax V dengan V = 0,013+0,2512n
Q1       = 0,32625 m2 x 1,055 m/s = 0,344 m3/s
Q2       = 0,45 m2 x 1,468m/s = 0,661m3/s
Q3       = 0,35625 m2 x 0,252m/s = 0,089 m3/s
Debit sungai yaitu Q1 + Q2 +Q3 = 1,094 m3/s

·         Debit (Q), Ax V dengan V = 0,008+0,2667n
Q1       = 0,32625 m2 x 1,1139 m/s = 0,3634 m3/s
Q2       = 0,45 m2 x 1,5531 m/s = 0,6989 m3/s
Q3       = 0,35625 m2 x 0,2623 m/s = 0,0934 m3/s
Debit sungai yaitu Q1 + Q2 +Q3 = 1,1557 m3/s




·         Sedimentasi berdasarkan sampel air yaitu:
Berat setelah oven (berat kering) – berat cawan
33,6296 gram - 33,6239 gram = 0,0057 gram/50 ml
1 ml = 1 cc = 1 m3  ;
Maka sedimentasi sesaat yang terjadi yaitu:
0,0057 gram   = 1,14 x 10-4 g/ml = 1,14 x 10-4 g/m3
   50 ml


2.                  Gambar
Description: IMG_0860.JPG  Description: IMG_0857.JPG
Current Meter + Box dan Stick Gouge                      Box current meter

Description: IMG_0880.JPG   Description: IMG_0884.JPG
            Pengukuran lebar sungai                                 Pengukuran kedalaman
Description: IMG_0901.JPG   Description: IMG_0915.JPG
Pengukuran debit                                            Pengambilan sampel air

Description: IMG_0932.JPG   Description: IMG_0930.JPG
            Gelas ukur 50 ml                                 Penimbangan sampel + cawan

Description: IMG_0929.JPG   Description: IMG_0944.JPG
            Sampel dalam oven                             sampel didinginkan dalam desikator
setelah dioven
Description: IMG_0950.JPG  

Hasil oven

Tidak ada komentar:

Posting Komentar